Liputan6.com, Jakarta Iksanuddin adalah seorang penyandang disabilitas netra yang sengaja merantau dari Sulawesi Tenggara ke Bandung untuk menuntaskan pendidikan tingginya.
Sejak lahir, ia mengalami tunanetra di sebelah matanya yaitu di bagian kanan. Namun, seiring berjalannya waktu, pada usia 9 ia harus menerima kenyataan bahwa pandangan mata kirinya pun hilang. Sejak saat itu, ia menjadi penyandang total blind atau tunanetra total.
Advertisement
“Itu karena penyakit, awalnya panas tinggi dan di kelas 3 SD akhirnya menjadi total blind,” ujar Ikhsan kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/3/2021).
Keadaan disabilitas tak serta merta meredupkan semangat pria kelahiran Mantobua, 26 Maret 1996 itu. Ia pun memutuskan untuk mengenyam pendidikan tinggi di Kota Kembang, Bandung. Tepatnya di jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Islam Nusantara.
“Status saya mahasiswa studi akhir lagi menunggu jadwal sidang Insha Allah bulan April 2021. Jauh jauh merantau dari Sulawesi Tenggara ke Bandung hanya untuk kuliah dengan keadaan tunanetra,” katanya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Video Berikut Ini
Aktif di Komunitas
Selain sibuk dengan kegiatan kuliah, Iksan juga aktif dalam Komunitas Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI).
“Jadi ITMI itu merupakan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang keagamaan, sekarang kita sudah bergerak di 21 provinsi,” ujar Iksan.
Kini, ia adalah pengurus pusat dengan jabatan ketua departemen manajemen krisis center. Departemen ini mengatasi masalah-masalah yang muncul di masyarakat, baik itu bencana alam hingga memberantas penyebaran berita hoaks.
Melalui ITMI, Pria usia 24 ini aktif memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak bencana termasuk pandemi COVID-19. Penerima bantuan pun tidak hanya penyandang disabilitas tapi semua orang yang membutuhkan.
Iksan yang hobi bernyanyi dan main music ini juga sering membagikan berbagai video di saluran YouTubenya yang diberi nama Netralitas Iksan. Selain itu, baru-baru ini ia juga aktif sebagai pegiat cek fakta dengan tujuan menyebarkan berita fakta dan memberantas berita bohong.
Semangat Iksan dalam mengejar cita-cita perlu diacungi jempol, ia memegang prinsip bahwa “kekurangan bukan sebagai penghalang untuk mewujudkan cita-cita,” kata-kata tersebut ia tanamkan sebagai motto hidupnya.
Baca Juga
Kisah Haru Mbah Wasiran Muadzin Tunanetra di Panggang Gunungkidul, Siapa Mau Bantu?
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Museum Nasional Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Gelar Pekan Inklusivitas dengan Kuota Peserta Terbatas
Advertisement