Baju Besi Abad ke-16 Kembali ke Museum Louvre Usai Dicuri Hampir 40 Tahun

Baju besi yang dicuri hampir 40 tahun dari Museum Luvre itu berlapis emas dan perak.

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Mar 2021, 02:52 WIB
Gambar ini diambil pada 3 Maret 2021 ini menunjukkan pelindung dada dan helm upacara selama restitusi resmi oleh Direktorat Pusat Polisi Kehakiman Prancis (DCPJ) ke Museum Louvre, di Paris, Prancis. (THOMAS SAMSON / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Usai dicuri hampir 40 tahun, dua bagian baju besi abad ke-16 kembali ke Museum Louvre di Paris, Prancis. Menurut pernyataan dari Louvre pada Kamis, 4 Maret 2021, helm dan pelindung tubuh era Renaisans ini berlapis emas dan perak dan dibuat di Milan.

Cerita panjang turut membalut kehadiran baju besi ini. Dilansir dari CNN, Senin (8/3/2021), Baroness Salomon de Rothschild memberi baju besi itu kepada Prancis pada 1922 silam. Helm dan pelindung tubuh tersebut dipajang di Louvre saat dicuri dari 31 Mei--1 Juni 1983, menurut pernyataan tersebut.

"Keadaan pencurian barang-barang ini, yang sedikit diketahui masyarakat umum, tetap menjadi misteri," kata museum.

Pernyataan juga menyebut kini baju besi itu telah ditemukan berkat pekerjaan penyidik. Baju besi akan dipajang di ruang Objets d'Art di sayap Richelieu ketika Louvre dibuka kembali.

Museum Louvre sendiri ditutup untuk umum pada Oktober tahun lalu. Penutupan tersebut tidak lain karena lockdown di masa pandemi Covid-19.

Pencurian semacam ini jarang terjadi, namun bukan kali pertama. Sebelum abad ke-20, "Mona Lisa" karya Leonardo da Vinci tidak terlalu terkenal di kalangan seni luar.

Namun pada 1911, seorang mantan karyawan Museum Louvre mencuri potret itu dan menyembunyikannya selama dua tahun. Sejak itu, ketertarikan publik terhadap pencurian tersebut membantu memperkuat lukisan itu dalam budaya populer.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Museum Louvre Direnovasi

Pengunjung tiba di piramida Louvre yang dirancang arsitek China Ieoh Ming Pei, pintu masuk ke Museum Louvre di Paris (6/7/2020). Presiden dan direktur Louvre Jean-Luc Martinez mengatakan, krisis coronavirus telah menyebabkan "lebih dari 40 juta euro dalam kerugian di Louvre. (AFP/Francois Guillot)

Dilansir dari Travel and Leisure, saat ditutup, para pekerja Museum Louvre dapat menjalankan hal yang sebelumnya belum terlaksana, yakni renovasi, seperti dilaporkan Associated Press.

"Kami memanfaatkan penutupan museum untuk melakukan sejumlah pekerjaan besar," kata Laurent le Guedart, Direktur Warisan dan Taman Arsitektur kepada AP.

Ia menjelaskan, momen penutupan ini juga digunakan untuk mempercepat operasi pemeliharaan dan memulai pekerjaaan perbaikan yang sulit dijadwalkan saat museum beroperasi secara normal. AP mencatat sekitar 250 karyawan museum bekerja keras untuk beragam hal.

Pihak museum menambahkan sistem keamanan baru, membersihkan patung, memeriksa inventaris, memeriksa artefak, dan mengatur ulang pintu masuk. Para pekerja Museum Louvre juga merestorasi lainnya yang diperlukan ke area seperti Egyptian Wing dan Grande Galerie.


Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021

Infografis Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya