Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Corona Covid-19. Efek pandemi tidak hanya berimbas pada penjualan mobil baru tetapi juga penurunan produksi.
Menariknya, kinerja Suzuki Indonesia di tahun lalu menjadi yang terbaik dibanding merek-merek besar lainnya, seperti Toyota, Daihatsu, maupun Honda. Hal itu bisa dilihat dari volume produksinya.
Di tahun lalu, berdasarkan data Gaikindo, di kelompok 'lima besar', Suzuki Indonesia mencatat penurunan produksi terkecil, yakni hanya 26 persen menjadi 82.689 unit. Di pabriknya, Suzuki memproduksi model APV, Ertiga, XL7, Carry (pikap), dan Karimun Wagon R.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan merek-merek lain rata-rata mencatat penurunan produksi 45 persen. Namun, yang mencatat penurunan produksi tertinggi adalah Mitsubishi Motors, yakni 59 persen. Pabrik Mitsubishi Motors Indonesia memproduksi Xpander, Xpander Cross, Nissan Livina, Pajero Sport, dan L300 (pikap).
Mengapa Suzuki bisa mengalami penurunan volume produksi terendah kala pandemi?
Donny Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menjelaskan penurunan produksi Suzuki paling rendah dibandingkan merek lain di Top 5 disebabkan dua hal.
Pertama, penjualan ritel Suzuki di tahun lalu hanya turun 30 persen, relatif kecil dibandingkan merek lain. Kontribusi utama penjualan ritelnya adalah kendaraan niaga New Carry, yang meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 58 persen kala pandemi.
"Penjualan New Carry hanya turun 7 ribu unit menjadi 42 ribu unit, meski ada pandemi. Penurunan yang sangat kecil. Memang tipikal kendaraan niaga agak berbeda daripada kendaraan penumpang. Kustomernya tetap membeli di masa pandemi untuk dukung kelangsungan usaha," ujar Donny menjawab Merdeka.com, baru-baru ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Faktor Lain
Kedua, lanjut dia, pada Febtuari tahun lalu, kami meluncurkan model SUV Suzuki XL7. Model ini mencatat penjualan sekitar 10 ribuan unit atau berkontribusi 20 persen terhadap total penjualan Suzuki Indonesia.
Dua faktor itulah yang menyebabkan kinerja produksi Suzuki Indonesia terbaik, ditambah layanan purnajual. Ini satu paket, yang tak bisa dipisahkan.
Menurut Donny, titik tumbuh volume produksi ini sama, yakni produk dalam negeri. Plus kinerja ekspor CBU Suzuki di tahun lalu yang juga baik. Pasar ekspor Suzuki recovery lebih cepat, seperti Thailand dan Filipina, sehingga permintaan unit dari Indonesia besar.
"Target volume produksi di tahun ini tumbuh dari kapasitas produksi 240 ribu unit. Kami optimistis secara bertahap dari pasar domestik dan ekspor," pungkas Donny.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement