Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi digital Indonesia tumbuh pesat selama pandemi Covid-19. Bahkan pertumbuhannya di atas 10 persen dan mengalahkan beberapa negara Asia Tenggara (ASEAN). Ekonomi digital Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang mencapai 16 persen.
"Selama pandemi di Indonesia ekonomi digital bisa berkembang 2 digit di atas negara lain, hanya kalah dari Vietnam yang 16 persen," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Webinar Belajar Digital Bareng, Jakarta, Senin (8/32021).
Advertisement
Akumulasi nilai pembelian dari pengguna atau Gross merchandise value (GMV) ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara mencapai USD 105 miliar, setara Rp 1.505 triliun atau 15 persen. Pertumbuhan tersebut tentunya disumbang oleh Indonesia yang mengalami peningkatan dalam ekosistem ekonomi digital.
"Di kawasan Asia Tenggara ekonomi digital masih mampu berkembang dan menciptakan nilai gross merchandise value sebesar USD 105 miliar atau 15 persen," kata Luhut.
Khusus di Indonesia perkembangan tersebut tidak terlepas dari investasi di sektor digital Indonesia. Selama tahun 2020, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat selama tahun 2020, investasi asing yang masuk ke sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi mencapai USd 36,5 milar atau Rp 532 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 93,2 triliun.
"Selama 2020 sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi menciptakan investasi PMA sebesar USD 36,5 dolar dan PMDN sebesar Rp 93,2 triliun," kata Luhut.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunci Pemulihan Ekonomi
Berbagai investasi besar tersebut, luhut menyebut sebagian banyak disumbangkan beberapa start up, termasuk BukaLapak. Sehingga kontribusi investasi di sektor ini menyumbang 31,9 persen terhadap PDB.
Investasi di sektor ini tidak hanya akan mendorong ekonomi digital. Melainkan juga sebagai kunci pemulihan ekonomi nasional.
Dia menambahkan, yang terpenting dalam ekonomi digital bukan hanya nilai investasi. Sebaliknya, ekosistem sportif sangat penting bagi ekonomi digital agar memberikan ruang bagi start up bisa tumbuh.
"Investasi bukan yang penting bagi pengembangan ekonomi digital, tapi ekosistem sportif supaya ekonomi digital khususnya start up dapat tumbuh," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement