Liputan6.com, Jakarta - PT Wika Bitumen, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menjajaki peluang penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Utama PT Wika Bitumen, Bambang Dwi Wijayanto menuturkan, pihaknya masih dalam tahap penjajakan untuk IPO. Perseroan berencana IPO pada 2023.
"Karena masih dalam proses kajian feasibility study dengan melihat kondisi internal perusahaan dan makro ekonomi,” ujar Bambang, lewat surat elektronik yang diterima Liputan6.com, Selasa (9/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, perseroan berencana membangun pabrik aspal Big Extration Plant (BEP) pada akhir 2021. Pabrik tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional.
Ia menuturkan, pembangunan pabrik aspal tersebut dilakukan seiring ada peningkatan atas kebutuhan aspal nasional sekitar 1-1,5 juta ton per tahun.
Selain itu, substitusi aspal minyak impor ke aspal buton nasional sebagian tujuan untuk memanfaatkan aspal alam. Adapun pabrik aspal tersebut akan dibangun di Lawele, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Pabrik yang berkapasitas 7x100.000 ton per tahun itu akan selesai dibangun pada 2023. Hasil produk akan dipasarkan di pasar dalam negeri dan juga ekspor ke luar negeri seperti Tiongkok dan Taiwan.
"Pemenuhan permintaan dari stakeholders untuk bisa masuk ke pasar jalan tol,jalan nasional, jasa konstruksi pekerjaan aspal dan pemeliharaan jalan tol,” ujar dia.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendanaan Pembangunan Pabrik
Ia menuturkan, rencana investasi pembangunan pabrik BEP diperlukan sekitar Rp 12 triliun. Rencana pendanaan pembangunan pabrik dari beberapa opsi antara lain melalui sovereign wealth fund (SWF) atau lembaga pengelola investasi (LPI) dan joint venture dengan partner asing strategis.
Selain itu, perseroan melalui anak perusahaan Wika Aspal juga akan fokus pada penjualan ritel B2C untuk produk-produk substitusi aspal buton nasional.
"Kami akan launching produk baru turunan aspal dari cold paving hot mix asphalt (CPHMA), yaitu Wika ASCID dan Wika Asic Super yang akan kami pasarkan untuk proyek-proyek dengan membidik alternatif jalan kelas 3 dan 4, perbaikan jalan tol, remote area yang memiliki keterbatasan akses, jalan kawasan perumahan dan industri,” tutur dia.
Bambang menuturkan, pandemi COVID-19 yang terjadi menjadi tantangan dan peluang bagi perseroan pada 2021. Akan tetapi, pihaknya optimistis dengan rencana target omzet kontrak baru Rp 1,24 triliun dan penjualan Rp 693 miliar.
Advertisement