Akhiri Konflik, 3 Tokoh Tionghoa Ambil Alih Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban

Konflik kepengurusan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban, yang terjadi belasan tahun akhirnya menemukan titik terang

oleh Ahmad Adirin diperbarui 09 Mar 2021, 12:00 WIB
Dua kubu sepakat menyerahkan kepengurusan Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban kepada tiga tokoh Tionghoa nasional. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Tuban - Konflik kepengurusan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban, yang terjadi belasan tahun akhirnya menemukan titik terang. Hal itu setelah ada kesepakatan damai antara kubu Alim Sugiantoro dengan Tio Eng Bo alias Mardjojo.

"Semoga kedepan tambah sukses dan maju," ungkap Alim Sugiantoro Ketua Penilik Domisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban, usai tanda tangan kesepakatan damai, Selasa (9/3/2021).

Kesepakatan damai antar dua kubu itu ditandai dengan penyerahan kekuasaan TITD Kwan Sing Bio Tuban kepada 3 tokoh konglomerat Jatim dan Nasional. Ketiga tokoh Tionghoa tersebut adalah Alim Markus Bos Maspion Group, Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api, dan Paulus Welly Afandi pengusaha Tionghoa asal Surabaya.

Ketiga tokoh tersebut juga berjasa atas dibukanya gerbang pintu masuk kelenteng Tuban yang sebelumnya digembok selama tiga bulan sejak 28 Juli 2020. Sampai saat ini umat Tri Dharma sudah bisa melakukan ritual seperti biasanya.

"Kita telah tanda tangan penyerahan kekuasaan Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban kepada 3 tokoh konglomerat Jatim dan Nasional," tambah Alim Sugiantoro Tokoh Khonghucu.

Menurutnya, ketiga tokoh tersebut nantinya akan mengatur dan membenahi Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban. Tujuannya, agar tercipta kedamaian dan kesejukan di tempat ibadah ini supaya umat bisa sembahyang dengan nyaman.

"Ketiga tokoh tersebut akan menata sampai pulih dan mewujudkan Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban ini menjadi lebih maju secara Nasional hingga Internasional,"ungkap Alim panggilan akrabnya.

Setelah ada kegiatan penyerahan kekuasaan kepada ke 3 tokoh yang mempunyai kapasitas pendamai dan pengelola, maka Alim Sugiantoro merasa lega. Sebab, persoalan di internal kelenteng telah selesai dan bisa menciptakan kebaikan untuk semua pihak.

"Saya merasa lega sekali, semoga bisa memberikan yang terbaik buat kelenteng Kwan Sing Bio Tuban. Saya berharap ada perbaiki semua sistem Managemen yang ada di kelenteng. Tujuannya, untuk kesejahteraan umat dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat yang ingin beribadah di sini," kata Alim.

Setelah ini, diharapkan tidak ada kegaduhan lagi di internal. Kemudian, semua kembali rukun dan bersatu untuk sama-sama menjaga toleransi antarumat beragama di Kelenteng Kwan Sing Bio.

"Saya berpesan semua kembali rukun, dan tidak terjadi konflik seperti dulu-dulu lagi. Sebab, semua permasalahan telah selesai dengan baik. Termasuk kehadiran tiga tokoh itu nantinya akan mengatur dan membenahi legalitas yang ada di kelenteng agar sesuai aturan pemerintah," terang Alim.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Jalan Damai

Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban sudah ada sejak 200 tahun lalu dan bukan wihara yang hanya diperuntukan bagi umat Buddha saja. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Tak hanya itu, pemerintah juga telah hadir agar umat kelenteng Tuban kembali rukun dan bersatu. Hal itu ditandai dengan kehadiran Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Nizar Ali, bersama para tokoh pemuda lintas agama datang ke kelenteng.

"Kemarin pak Sekjen bersama tokoh pemuda lintas agama juga telah datang ke sini (kelenteng, red), dan meminta agar semua kembali bersatu. Jadi saat ini persoalan telah selesai," terangnya.

Lebih lanjut, Alim Sugiantoro menyampaikan terima kasih atas kehadiran pemerintah dan sejumlah tokoh yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan persoalan yang ada di kelenteng ini. Sebab, pada prinsipnya yang paling penting adalah menjunjung tinggi kepentingan masyarakat untuk bisa beribadah dengan nyaman dan damai.

"Semua pihak telah hadir untuk membantu menyelesaikan segala persoalan yang ada di kelenteng ini dengan menjunjung tinggi kepentingan orang ibadah beragama yang lebih banyak," tegas Alim.

Sebatas diketahui, kemelut di internal kelenteng ini disebabkan karena terjadi kekosongan kepengurusan sejak tahun 2013 sampai saat ini. Imbas konflik itu memunculkan dua kubu yang saling bersitegang yakni kelompok Alim Sugiantoro dengan Tio Eng Bo.

Salah satu dampaknya, gerbang pintu kelenteng terbesar se-Asia Tenggara itu digembok lantaran ada konflik kepengurusan diantara dua kubu.

Akibat penggembok, ritual sembahyang bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) YM Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1860 ditiadakan, Kamis, (13/8/2020). Selain itu, puluhan umat juga terpaksa menggelar ritual sembahyang bersama yang digelar didepan gerbang atau trotoar TITD Kwan Sing Bio Tuban.

Melihat polemik tersebut, akhirnya tiga tokoh Nasional tersebut turun gunung untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di internal kelenteng. Termasuk, mereka bertiga juga sukses membuka gembok gerbang pintu masuk ke kelenteng sampai saat ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya