Liputan6.com, Baghdad - Paus Fransiskus pada Senin (8/3) mengatakan dia mempertimbangkan risiko lawatan ke Irak selama pandemi virus corona COVID-19.
Namun, dia memutuskan untuk melanjutkannya setelah banyak doa dan keyakinan bahwa Tuhan akan menjaga orang-orang Irak yang mungkin terpapar, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (9/3/2021).
Advertisement
Paus Fransiskus menggambarkan proses pengambilan keputusannya itu dalam perjalanan pulang dari Irak di tengah kekhawatiran bahwa kunjungan empat harinya dapat mengakibatkan penyebaran infeksi di negara dengan sistem perawatan kesehatan yang rapuh itu.
Selama kunjungannya, sering kali tampak kerumunan umat di gereja-gereja yang padat, demikian
Paus Fransiskus mengatakan gagasan perjalanan itu "matang seiring berjalannya waktu dalam hati nurani saya" dan bahwa pandemi adalah masalah yang paling membebani dirinya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kasus COVID-19 di Irak
Dia telah melihat dari dekat kepedihan akibat COVID-19 di Eropa, terutama karena Italia telah mengalami salah satu wabah terburuk di dunia, dengan jumlah kematian resmi hampir mencapai 100 ribu.
Sri Paus, anggota delegasi Vatikan, dan awak media yang ikut dalam perjalanan itu telah divaksinasi COVID-19, sementara sebagian besar warga Irak belum divaksinasi.
Secara total, 13.500 orang telah meninggal dari keseluruhan 720 ribu kasus infeksi yang dikonfirmasi di Irak
Advertisement