Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang harus tinggal di rumah untuk bekerja (WFH). Pada saat tersebut, banyak orang ber-selfie untuk memamerkan dirinya tengah bekerja dari rumah.
Ada juga yang mengunggah sesi video conference yang dijalaninya, lengkap dengan wajah orang-orang yang mengikuti pertemuan virtual tersebut.
Advertisement
Kendati demikian, sebuah unggahan blog baru dari perusahaan keamanan Sophos menunjukkan, penjahat siber bisa memanfaatkan selfie tersebut untuk mencuri data pribadi orang-orang. Bahkan, selfie juga dapat dipakai untuk mengeksekusi identitas atau penipuan finansial.
Mengutip Tech Radar, Rabu (10/3/2021), laporan Sophos itu juga menginformasikan ada berbagai cara yang membuat selfie saat WFH dapat jadi sarana mengekspos data pribadi.
Misalnya, label pada latar belakang foto bisa dimanfaatkan untuk mengetahui alamat seseorang.
Selain itu, poster yang terpasang di dinding bisa mengungkap informasi mengenai hobi seseorang. Pada gilirannya hal tersebut dapat dimanfaatkan penjahat siber untuk meretas pertanyaan keamanan.
Selain itu, foto-foto perayaan ulang tahun virtual di Zoom atau Teams bisa membuat penjahat siber mengetahui tanggal lahir, mengumpulkan nama-nama teman, hingga anggota keluarga.
Demikian menurut blog Sophos yang ditulis oleh Associate Professor bidang Keamanan Siber University of Kent Jason Nurse.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Jadi Cara Hacker Dapat Keuntungan Finansial
Memang bisa dimaklumi, saat WFH orang ingin membagikan pengalaman atau kegiatannya, termasuk selfie. Apalagi orang harus tinggal di dalam rumah selama setahun terakhir.
Namun para pengguna internet juga harus tahu bahwa apapun yang dibagikan di internet, termasuk selfie, bisa jadi peluang atau cara hacker mendapatkan keuntungan di masa pandemi.
Tren ini juga meningkat seiring dengan banyaknya tagar #WorkFromHome, #RemoteWork, atau #HomeOffice. Tagar-tagar tersebut dapat dipakai hacker untuk mengisolasi konten-konten yang mungkin berisi informasi untuk mendukung kejahatan siber.
"Para penipu dan penjahat siber senang ketika kita membagikan informasi mengenai kehidupan pribadi atau yang berkaitan dengan pekerjaan, secara terbuka di dunia maya," tulis Nurse.
"Membagikan selfie saat WFH mungkin terlihat tidak berbahaya, namun sekaligi lagi, kita bisa jatuh ke perangkap kuno: yakni berbagi terlalu banyak informasi di internet dan mengabaikan risikonya," kata Nurse.
Advertisement
Bisa Bocorkan Data Pribadi dan Perusahaan
Tak hanya informasi pribadi yang berisiko bocor, selfie saat WFH juga bisa dipakai untuk membocorkan semua jenis data sensitif perusahaan.
"Analisis gambar lingkungan kerja rumahan telah mengungkapkan kotak masuk email kantor, email internal, nama kolega, halaman web pribadi, software yang dipasang di komputer, dan banyak lainnya," kata Nurse.
Untuk memastikan unggahan di media sosial tidak mengekspos data sensitif atau data pribadi, penting untuk selalu memperhatikan apa yang ada di latar belakang foto.
Nurse pun mengajak pengguna untuk berpikir dua kali sebelum menggunakan tagar-tagar populer saat mengunggah foto selama WFH.
(Tin/Isk)