Liputan6.com, Jakarta - Isu pelecehan seksual di ruang publik disoroti L'Oreal Paris pada peringatan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh kemarin, Senin, 8 Maret 2021. Pengerucutan isu ini berdasarkan riset internal yang dilakukannya bersama Ipsos International and Indonesia pada Januari 2021 dan diikuti 1.498 responden.
Maria Adina, Brand General Manager L'Oreal Paris, menjelaskan, dari survei tersebut, 59 persen responden menganggap pelecehan seksual di ranah publik merupakan isu nomor satu yang dihadapi perempuan Indonesia. Sebanyak 82 persen di antara mereka bahkan pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik.
Bentuknya mulai dari pandangan tidak pantas yang bermaksud seksual, diikuti, hingga catcalling. Sayangnya, 51 persen saksi tidak mengintervensi saat melihat pelecehan seksual. "Kebanyakan mereka tidak tahu harus bagaimana karena tidak pernah ada pelatihan yang cukup," kata Adina dalam jumpa pers virtual, Senin, 8 Maret 2021.
Baca Juga
Advertisement
Melihat data tersebut, L'Oreal Paris bersama Hollaback! Jakarta memperkenalkan pelatihan metode 5D untuk mengintervensi pelecehan seksual di ruang publik. Pelatihan ini, kata Adina, bisa diakses di laman standup-international.com. "Jadi, bentuk pelatihannya berupa simulasi-simulasi supaya lebih mudah dipraktikan. Tidak lama kok, cuma 20 menit," tuturnya.
Metode 5D sendiri dijelaskan Anindya Restuviani, Co-Director Hollaback! Jakarta, yakni dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan. "Orang selama ini berpikir hanya menegur, padahal masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk intervensi pelecehan seksual di ruang publik," kata Vivi, begitu ia akrab disapa.
Di samping, kecenderungan menyalahkan korban pelecehan seksual juga sudah seharusnya ditinggal jauh. "Ayo mulai berpikirnya lebih ke apa yang bisa kita sama-sama lakukan, karena jadi korban itu sudah berat, masa masih disalah-salahkan?" ujarnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilih Metode Paling Aman
Spokesperson L'Oreal Paris, Cinta Laura, menjelaskan bahwa untuk memilih metode mana yang paling pas digunakan untuk mengintervensi pelecehan seksual di ruang publik, Anda harus lebih dulu menganalisa keadaan. "Jangan sampai membahayakan korban dan diri sendiri," katanya.
Di sisi lain, Vivi menuturkan, metode 5D dinilai lebih efektif ketimbang harus membawa barang ini-itu untuk mencegah tindak pelecehan seksual. "Karena ujung-ujungnya akan lebih sering membebani korban. Misal ada kasus, nanti ditanya-tanya mengapa tidak bawa ini, tidak bawa itu," tuturnya.
Selain pelatihan daring yang bisa diikuti siapa pun, L'Oreal juga telah menyerahkan donasi sebesar Rp200 juta pada Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan. Sugiarto Arie Santoso, Direktur Eksekutif Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan, mengatakan dana itu nantinya akan memfasilitasi layanan konseling dan rumah aman bagi korban pelecehan seksual.
"Karena kita sudah memberi pelatihan, semoga lebih banyak yang bakal stand up melawan kekerasan seksual di ruang publik. Setelah itu mereka ke mana? Nah, makanya kami bekerja sama menyediakan layanan konseling dan rumah aman," Adina menjelaskan.
Pelatihan metode 5D ini, sambungnya, dimulai dari 100 persen karyawan, mitra bisnis, sampai beauty advisor L'Oreal Indonesia. "Mereka semua mengambil training dan mengimplementai materinya dalam keseharian," tutup Adina.
Advertisement