Hai Wanita! Yuk Disimak 3 Tips Pintar Kendalikan Keuangan

Ketika berbicara tentang manajemen keuangan pribadi (personal finance), perempuan kerap kali dinilai tertinggal dari rekan laki-laki.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi uang. Sumber foto: unsplash.com/Sabine Peters.

Liputan6.com, Jakarta Di bidang keuangan, kita boleh jadi mengenal tokoh-tokoh wanita inspiratif, seperti Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, dan Jane Fraser sebagai CEO Perempuan Pertama Citigroup.

Namun, ketika berbicara tentang manajemen keuangan pribadi (personal finance), perempuan kerap kali dinilai tertinggal dari rekan laki-laki mereka yang menunjukkan kecenderungan minat yang lebih sedikit untuk berinvestasi dan mengelola kekayaan pribadi mereka.

Ada banyak alasan atas ketidakseimbangan ini. Permasalahan ketidaksetaraan gaji menjadi salah satunya, dimana perempuan seringkali berpenghasilan lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama. 

Padahal, dengan harapan hidup yang umumnya lebih lama ditambah dengan tingkat perceraian yang tidak sedikit membuat banyak perempuan harus bertanggung jawab penuh atas keuangan rumah tangga di kemudian hari.

“Perempuan perlu memahami bahwa ada tren faktual tertentu yang berperan dan mereka perlu memiliki rencana keuangan yang holistik, ” kata Lorna Tan, kepala literasi perencanaan keuangan di Bank DBS Singapura kepada CNBC, yang dilansir pada Rabu (17/3/2021).

Berikut tiga tips yang dapat membantu tiap perempuan, termasuk Anda, untuk memegang kendali yang lebih baik atas uang mereka.

1. Bangun kepercayaan diri

Menurut Tan, pertama-tama perempuan harus lebih percaya diri bahwa mereka dapat mengendalikan keuangan pribadinya sendiri. Sebuah studi menemukan bahwa perempuan umumnya mengalokasikan lebih banyak keuangan mereka untuk tabungan daripada pria (41 persen versus 35 persen).

Namun, sayangnya mereka berinvestasi jauh lebih sedikit dalam aset berisiko dengan potensi pengembalian yang lebih besar (25 persen versus 32 persen).

“Biasanya ini (disebabkan) karena mereka kurang percaya diri,” kata Tan. “Tapi saya percaya bahwa dengan pendidikan dan pemahaman yang lebih baik, perempuan bisa menjadi lebih nyaman (untuk) mengelola keuangan mereka.”

Tan merekomendasikan untuk mulai mengembangkan pemahaman dasar tentang tabungan dan investasi melalui artikel atau menghadiri webinar perencanaan keuangan online gratis.

Dari sana, perempuan dapat membahas lebih dalam tentang topik investasi tertentu yang menurut mereka menarik dan tidak hanya terfokus pada satu bidang seperti saham saja.

 

Saksikan Video Ini


2. Rancang perencanaan

ilustrasi uang, orang kaya, keserakahan. (Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash)

Selanjutnya, petakan situasi keuangan Anda dan tujuan pribadi yang sedang Anda upayakan. Kemudian, pikirkan tentang kebiasaan Anda terkait keuangan dan pikirkan anggaran untuk membuat Anda tetap pada jalur.

Tan merekomendasikan untuk mulai dengan menyisihkan setidaknya 10% dari pendapatan Anda untuk tabungan dan investasi. Dia juga menyarankan untuk menyiapkan dana darurat dengan total tiga sampai lima kali jumlah pendapatan  kemudian mulai berinvestasi dalam aset yang menghasilkan pendapatan pasif, seperti saham, obligasi, dan properti.

3. Buat uang Anda bekerja

Meskipun perempuan biasanya kurang berminat pada investasi yang berisiko,  penting untuk memastikan uang Anda digunakan, setidaknya dalam produk investasi yang menurut Anda masih bisa ditoleransi risikonya.

Tan sendiri tidak merekomendasikan untuk mengejar saham individu (individual stocks). “Saat orang-orang (berusaha menebak) waktu pasar, mereka biasanya melewatkan hari-hari terbaik (dari) pasar,” jelas Tan.

Sebaliknya, dia menyarankan untuk mulai berinvestasi dalam portofolio berbiaya rendah yang tersedia melalui robo-advisor seperti Betterment, StashAway, Nutmeg, dan DBS's DigiPortfolio. Melalui layanan semacam itu, Anda dapat memperhatikan berbagai tingkat risiko yang dapat diubah dari waktu ke waktu bersamaan dengan perubahan toleransi risiko Anda di kemudian hari.

Investasi semacam itu paling baik dilakukan dalam rangka mengurangi efek volatilitas pasar. Sementara itu, menjaga uang Anda tetap diinvestasikan berarti sama dengan memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan dari bunga majemuk, dimana imbal hasil untuk Anda dapat diinvestasikan kembali untuk meningkatkan keuntungan.

 

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya