Liputan6.com, Kendari - Demonstrasi menuntut keterbukaan soal sejumlah lelang proyek di Kabupaten Muna Barat, berakhir ricuh di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Selasa (9/3/2021). Mahasiswa yang datang tanpa pengawalan polisi, sempat adu mulut dan berkelahi dengan sejumlah petugas jaga Kejaksaan Negeri Sulawesi Tenggara.
Kejadiannya bermula saat ada aksi saling dorong dengan petugas di depan gerbang kantor kejaksaan. Saat hendak membakar ban bekas dengan bensin botol, tiba-tiba seorang petugas mendorong dan menendang seorang mahasiswa. Tak terima, mahasiswa membalas hingga terjadi adu mulut dan saling dorong.
Di tengah keributan, seorang petugas langsung mengambil sebuah ember air berisi air, hendak memadamkan api. Karena mahasiswa menolak dan ngotot memaksa api tetap menyala, seorang petugas langsung memukul mahasiswa dengan sebuah ember berisi penuh air.
Aksi ini memicu keributan antara demonstran dan petugas. Seorang mahasiswa bernama Kiman (22) terluka akibat hantaman ember.
Baca Juga
Advertisement
Koordinator demonstrasi, La Munduru, menyatakan awalnya datang memastikan ketegasan sikap Kejati Sulawesi Tenggara menangani dugaan kasus korupsi pengaturan hasil tender proyek di Kabupaten Muna Barat. Saat ini, aksi sudah keempat kalinya digelar di depan Kejati dan mahasiswa sudah beberapa kali berupaya melapor.
"Namun, informasi seperti tertutup. Tidak ada kejelasan, kami sudah berusaha namun hanya sebatas janji dari pihak Kejati," ujarnya.
Dia memaparkan, mereka melaporkan adanya monopoli perusahaan pemenang proyek infrastruktur. Data yang mereka lampirkan, ada sekitar 20 proyek bernilai miliaran, setiap perusahaan rata-rata memonopoli dua hasil tender. Sedangkan, perusahaan lain yang mengajukan usulan, dinyatakan tidak lulus oleh LPSE kabupaten.
Kasipenkum Kejati Sulawesi Tenggara, Doddy SH di depan mahasiswa menyatakan, masih akan mencari informasi soal tuntutan mahasiswa. Dia menjanjikan, akan memberikan klarifikasi lanjutan Selasa pekan depan.