Selain Aprilia Manganang, Ini 5 Kasus Hipospadia yang Pernah Terjadi di Dunia

Kasus hiposadia yang dialami Aprilia Manganang tercatat pernah terjadi di Amerika Serikat hingga Uni Emirat Arab.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Mar 2021, 20:32 WIB
Pemain bola voli Indonesia Aprilia Manganang. (foto: https://www.instagram.com/manganang92)

Liputan6.com, Jakarta - TNI AD mengungkap identitas baru mantan atlet voli putri Aprilia Manganang sebagai laki-laki. Anggota TNI berpangkat Serda itu diketahui mengalami hipospadia sejak lahir.

"Saat dilahirkan dia (Aprilia Manganang) punya kelainan pada sistem reproduksinya, hipospadia," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat menyebut bahwa hipospadia terjadi pada 1 dari 200 bayi di AS. Kondisi itu terjadi ketika lubang uretra tidak berada di bagian atas penis seperti umumnya.

Kasus ini juga bisa ditemukan di berbagai negara. Ada orangtua yang langsung paham kondisi anak dengan hipospadia, namun ada juga yang tidak memahami kondisi mereka sampai tua.

Berikut 5 kasus hipospadia dari berbagai negara seperti yang dialami Aprilia Manganang:

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Seorang Bayi di New South Wales

Dua pelari beristirahat di Kursi Nyonya Macquarie yang menghadap ke Opera House dan Harbour Bridge di Sydney, Rabu (30/12/2020). Klaster baru virus korona (Covid-19) muncul di kota Sydney, New South Wales, Australia, menjelang pergantian tahun. (Saeed KHAN / AFP)

Safi adalah bayi di New South Wales yang mengalami hipospadia dan chordee. Orang tuanya lantas mencari dana untuk operasi buah hati mereka.

Northern Star melaporkan pada September 2020 bahwa bayi berusia sembilan bulan itu berhasil mendapat US$ 10 ribu dalam 24 jam.

Diperkirakan butuh US$ 50 ribu untuk operasi pertama dan kedua untuk operasi di Texas, Amerika Serikat. Pada laman Go Fund Me mereka, uang yang terkumpul sudah US$ 66 ribu.


2. Remaja Muda di India

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Di India, ada kasus hipospadia yang terjadi pada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang berasal dari Hardoi.

Pada 4 September 2019, Hindustan Times melaporkan bahwa bocah itu sudah operasi sampai delapan kali, namun gagal. Ia akhirnya berhasil operasi di King George's Medical University (KGMU) di Lucknow.

Beruntung, Profesor SN Kureel di KGMU berhasil menemukan teknik yang hanya butuh sekali operasi saja.


3. Anak 5 Tahun di Uni Emirat Arab

Sebuah taksi melintasi jalan raya yang sepi dekat Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (6/4/2020). Pemerintah Dubai memberlakukan lockdown selama dua pekan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Jon Gambrell)

Seorang anak lima tahun dari Uni Emirat Arab (UEA) berhasil menjalani operasi hipospadia pada 7 April 2019. Operasi berlangsung selama tiga jam.

Salah satu dokter yang terlibat pada proses operasi adalah Dr. Muthanna Alrawi dari Canadian Specialist Hospital. Ia menyebut bahwa operasi hipospadia harusnya dilakukan sejak usia kecil.

"Operasinya seharusnya dilakukan lebih awal setidaknya pada umur setahun setengah," ujarnya seperi dilaporkan Khaleej Times.


4. Pria 62 Tahun di Inggris

Seorang pria memakai masker saat melewati London Eye di London, Kamis (29/10/2020). Sekitar 100.000 orang terjangkit virus corona setiap hari di Inggris, menurut studi terbaru Imperial College London. (AP Photo/Frank Augstein)

Tak semua orang menyadari kondisi hipospadia sejak usia muda. Di Inggris, ada pria berusia 62 tahun yang mengira kondisi tersebut hanya diidapnya sendiri. 

Dilaporkan Independent, pria dengan nama samaran Baker itu turut menyayangkan bahwa tidak ada yang memberi tahu kondisinya, sebab ia pernah diperiksa oleh dokter. Tetapi, ia lega bahwa ia tidak sendirian.

"Sungguh sebuah kelegaan besar bahwa saya bukan satu-satunya orang yang terdampak," ujar pria asal Essex itu.


5. Tiger Devore

Ilustrasi cinta. (Photo by Steve Halama on Unsplash)

Aktivis dan psikolog seks Amerika Serikat, Tiger Devore, juga memiliki kondisi serupa.

BBC melaporkan bahwa Devore lahir dengan kondisi hipospadia yang cukup parah, sehingga ia harus dioperasi lebih 20 kali dan empat rekonstruksi.

Selain menjadi peneliti, Devore merupakan edukator bidang seks agar masyarakat bisa memahami orang-orang dengan kondisi seks berbeda. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya