Liputan6.com, Jakarta - Samudera Indonesia bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung riset inovasi Kapal mini LNG. Harapannya, dengan inovasi ini biaya logistik untuk pengangkutan LNG bisa lebih kompetitif dan terjangkau secara ekonomi.
Penandatanganan MoU oleh Samudera Indonesia diwakili oleh Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M Mulia. Dia mengatakan bahwa kapal ini akan menjadi solusi untuk kondisi logistik di Indonesia.
Advertisement
“Selain menjadi karya anak bangsa, kapal ini tentu akan menjadi solusi yang tepat untuk kondisi logistik di Indonesia dan dapat diimplementasikan dengan cepat tanpa menunggu pembangunan infrastruktur lain seperti pelabuhan, dermaga, dan storage,” ungkap Bani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
“Fokus utama pembangunan kapal ini adalah tercapainya biaya distribusi yang kompetitif dan terjangkau sehingga pada akhirnya energi alternatif seperti LNG dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di pelosok Indonesia,” tambahnya.
Indonesia dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan memberikan tantangan logistik yang cukup sulit. Meskipun Indonesia kaya dengan sumber daya alam, tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan alat angkut yang sesuai.
Dengan bentuk negara kepulauan, biaya logistik menjadi hal yang tidak murah. Berbekal pengalaman Samudera Indonesia lebih dari 65 tahun di dunia pelayaran, Samudera Indonesia akan memberikan dukungan dalam menetapkan standar kompetensi kru dan awak kapal, menyiapkan standard operational procedure pengoperasian kapal secara komersial dan sesuai standar kesehatan dan keamanan, serta menyiapkan modul pemeliharaan dan pengelolaan kapal.
Saat ini desain prototype kapal sedang dalam proses penyelesaian persetujuan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan dan supervisi adalah 16 bulan dan terakhir akan melalui tahapan operasional dan implementasi.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anak Usaha PLN Teken Kerjasama Pengembangan LNG Terminal di Bali
PLN melalui anak usahanya, PT PLN Gas & Geothermal (PLNGG) dan Perusahaan Daerah Provinsi Bali, PT Dewata Energy Bersih (DEB) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman studi kelayakan kajian untuk pengembangan LNG Terminal Bali, Selasa (23/2/2021) lalu.
Penandatangan Nota Kesepahaman dilakukan secara virtual oleh Direktur Utama PLN GG, Moh Riza Affiandi dan Direktur PT DEB, Cokorda Alit Indra Wardhana.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan, kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
"Ini mengacu pada visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, dimana pengembangan infrastruktur energi harus ramah lingkungan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal. Kami komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi bersih," tutur Zulkifli dalam keterangan pers, Kamis (25/2/2021).
Adapun, studi kelayakan kajian atas pengembangan bisnis LNG yang dilakukan ini diharapkan menjadi awal rencana Kerjasama Pengembangan Infrastruktur Terminal Penerima dan Regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) di Provinsi Bali antara PLN GG dan PT DEB.
Ke depan, kerja sama PLN GG dengan PT DEB diharapkan dapat memanfaatkan potensi bisnis pengembangan Terminal Penerima dan Regasifikasi LNG di Bali beserta bisnis turunan lainnya di Propinsi Bali.
Pengembangan infrastruktur LNG Terminal Bali sendiri ditargetkan dapat beroperasi memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran pada awal tahun 2023.
Advertisement