Liputan6.com, Jakarta - Prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang kembali mengejutkan publik. Setelah keputusannya pensiun dini dari karir profesional sebagai atlet bola voli putri Indonesia pada September 2020 lalu, kini Aprilia menjadi sorotan usai dinyatakan sebagai pria tulen.
Mantan atlet Timnas Bola Voli Putri itu dinyatakan sebagai laki-laki tulen setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Aprilia Manganang dinyatakan menderita hipospadia sejak lahir.
Advertisement
"Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, hipospadia," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasadi dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).
Pemeriksaan medis terhadap Manganang telah berlangsung sejak Februari 2021 meliputi jumlah kadar hormon testoteron, urologi, hingga pencitraan resonansi magnetik atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Andika menyebut, Manganang sangat bahagia setelah mengetahui pasti status gendernya. Sejak kecil, dia kerap menjadi objek perundungan atau bullying lantaran fisiknya yang tidak seperti anak perempuan lainnya.
Manganang lahir dan besar di Pulau Sangir atau Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada 27 April 1992. Terbatasnya fasilitas kesehatan dan pengetahuan terkait hipospadia di daerahnya membuat dia dicatat lahir sebagai perempuan.
"Dia selama ini hanya bisa merasakan. Tapi di saat yang bersamaan dia tidak bisa melawan keputusan yang diberikan paramedis maupun orangtua saat dia dilahirkan dinyatakan sebagai wanita. Pertanyaannya mungkin saya wanita, tapi postur tubuh saya tidak seperti wanita yang lain," katanya.
Lebih lanjut, Andika memastikan, bahwa Manganang bukan transgender. Saat ini, prajurit TNI yang masuk melalui seleksi bintara berprestasi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) pada 2016 lalu itu tengah menjalani operasi bedah korektif atau corrective surgery untuk memulihkan hipospadia yang diderita.
"Seperti yang saya katakan tadi, operasi ini corrective surgery, jadi tidak ada pergantian kelamin. Manganang adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria itu tidak ada," ucap jenderal TNI bintang empat itu.
Andika berjanji, TNI AD akan membantu mengurus administrasi kependudukan Serda Aprilia Manganang hingga tuntas setelah berganti status gender menjadi pria. Dia juga tetap memberikan kesempatan Manganang berkarir menjadi prajurit TNI AD.
"Bagaimana selanjutnya, Manganang masuk TNI AD dia jadi Bintara Komunitas Ajudan Jenderal. Dengan kondisi ini maka saya dengan staf akan lakukan evaluasi untuk beri tugas yang pas. Kemungkinan besar pilihannya di perbekalan dan angkutan, atau di kesehatan, tergantung passion Manganang di mana," ujar Andika Perkasa.
Langkah KSAD Jenderal Andika Perkasa dalam kasus Aprilia Manganang ini menuai beragam reaksi positif. Salah satunya dari Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Komisioner Komnas Perempuan, Bahrul Fuad menilai, langkah yang diambil KSAD sebagai wujud menghadirkan inklusivitas di tubuh TNI.
"Menurut saya keputusan yang diambil oleh KSAD sudah tepat dalam rangka menghormati Hak Asasi Manusia. Sesuai dengan Yogyakarta Principles yang merupakan sebuah panduan universal HAM yang menegaskan standar hukum internasional mengakui bahwa setiap manusia terlahir dengan bebas dan setara dalam hak dan martabat yang dimiliki," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam (9/3/2021).
Hal itu juga sekaligus sebagai bentuk kesediaan negara menghormati identitas gender Manganang. Menurut Fuad, keputusan yang diambil Andika juga sejalan dengan aturan dalam konstitusi Indonesia, yakni Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 I.
"Pasal ini mewajibkan negara melindungi semua warga negara dari tindakan diskriminasi, termasuk diskriminasi yang didasarkan pada perbedaan gender, ekspresi, dan orientasi seksual," ucapnya.
Karena itu, Fuad mengajak publik mendukung langkah yang ditempuh KSAD Andika Perkasa. Dukungan moral juga perlu diberikan kepada Manganang dalam menjalani kehidupan barunya sebagai seorang pria.
"Yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah memberi dukungan kepada yang bersangkutan agar dapat terus berkarya dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara dan menghentikan segala bentuk stigma, persekusi, dan diskriminasi terhadap yang bersangkutan," ujar Fuad.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi I DPR, Mayjen Purnawirawan TNI TB Hasanuddin. Dia mengapresiasi keputusan KSAD Andika Perkasa dalam melindungi dan memberi solusi kepada prajuritnya yang mengalami persoalan gender selama bertahun-tahun.
"Ini mulia banget, sampai juga ingin setelah operasi selesai juga proses pengadilan selesai, dan mendapatkan KTP sesuai jenis kelamninnya. Dan yang paling mulia adalah tidak melepas dinasnya, memberi kesempatan bertugas kembali dengan status baru dan di tempat yang sesuai," kata TB Hasanuddin saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (10/3/2021).
Politikus PDIP itu tak mempermasalahkan Manganang nantinya akan bergabung dengan prajurit laki-laki. Melihat rekam jejaknya sejak menjadi atlet bola voli nasional hingga masuk TNI AD, Hasanuddin optimistis Manganang bisa menyesuaikan diri menjadi prajurit laki-laki.
"Tidak mengapa, karena saya yakin akan diikuti perubahan karakter yang dapat menyesuaikan sebagai seorang prajurit wanita dan laki-laki dalam pelaksanaan tugasnya," ucapnya.
Namun begitu, dia berharap para prajurit di kesatuan yang akan ditempati Aprilia Manganang nanti diberi pemahaman terkait kasus hipospadia yang dialaminya. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman hingga memicu perlakuan diskriminatif.
"Tentu di satuan baru harus ada penjelasan dipahami. Tapi saya yakin di militer tidak terlalu aneh-aneh, karena kita sudah biasa juga apel rapat kumpul dengan gender berbeda. Dan saya yakin tidak akan jadi hambatan bagi Aprilia. Dan saya berharap satuan yang baru dari Aprilia ini menerima dengan baik dan memberlakukan secara sepadan dengan rekan lainnya," ujar TB Hasanuddin.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut merespons terkait perubahan gender Aprilia Manganang. Menurut dia, status gender mantan atlet timnas bola voli putri yang kini diketahui berjenis kelamin laki-laki itu tidak bisa disalahkan karena landasan medis.
"Apa yang sudah disampaikan KSAD tentu jadi informasi kita semua, saya kira juga harus disikapi sebagai kejadian yang tidak disengaja. Tidak ada yang mau mengaku-ngaku seperti ini, setelah dilakukan pemeriksaan detil baru diketahui jenis kelamin Aprilia laki-laki," kata Menpora di Jakarta, Rabu.
Terkait kiprahnya di bola voli putri, Menpora menyatakan bahwa semua itu sudah sesuai dengan statusnya saat ia masih berjenis kelamin wanita. Bahkan sebelum bergabung dengan timnas voli, Aprilia Manganang sudah menjalani tes spesifik sebelum memasuki kedinasan di TNI AD, sehingga hasil pemeriksaan baik di dinas militer dan cabang olahraga sudah sesuai prosedur dan valid.
"Kalau saat itu dia sadar laki-laki dan tidak mengakui, itu adalah tindakan yang tidak fair. Tapi kan ini tidak. Bahkan dia sendiri tidak tahu bahwa dia berjenis kelamin laki-laki. Saya kira itu bukan kesalahan dia, juga bukan kesalahan siapa pun, dan dalam pemeriksaan terakhir yang lebih detil dan teliti ya ini hasilnya," kata Menpora seperti dikutip dari Antara.
Lebih lanjut sejak pengumuman soal perubahan status gender Aprilia, kata Zainudin, baik pihak Kemenpora maupun Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) tidak mempermasalahkan fakta ini.
Menurut dia, PBVSI juga baru mengetahui perubahan status kelamin Aprilia setelah mendengar pernyataan yang disampaikan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.
"Yang mengumumkan pertama kali kan Kasad, berdasarkan pemeriksaan dari RSPAD. Baik kami (Kemenpora), federasi dan cabor juga tahu informasi ini dari hasil pengumuman itu," tutur Menpora Zainudin.
Dengan status baru Aprilia Manganang, perlu dilakukan koordinasi dengan federasi internasional. Namun Menpora menegaskan hal tersebut bukan kewenangannya dan menjadi tugas Komite Olimpiade Nasional (NOC).
"Kami serahkan ke NOC, pemerintah terlalu jauh kalau ke situ. Itu tugasnya NOC, kita lihat saja nanti hasilnya seperti apa," katanya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perlu Pendampingan
Kasus hipospadia yang dialami Serda Aprilia Manganang turut disorot ahli psikologi. Apalagi penderita hipospadia rentan mengalami perundungan hingga perlakuan diskriminatif.
Psikolog Oktina Burlianti mengatakan, individu memerlukan pendampingan medis dan psikologis sebelum dan sesudah berganti identitas. Pendampingan tersebut bertujuan mengatasi kebingungan identitas yang selama ini dialami dan memberi pengertian akan konsekuensi dari pilihannya.
"Seperti apa pendampingannya? Ya sangat personal, tergantung orangnya. Digali motivasinya dan dikenalkan pada konsekuensi-konsekuensinya bahwa nanti orang yang tahu mungkin akan berperilaku tertentu," ujar Oktina, dihubungi Liputan6.com, Rabu, 10 Maret 2021.
Proses pendampingan juga diperlukan agar individu yang akan berganti identitas kelamin menjadi ajek atau konsisten dengan pilihannya. Pendampingan itu, kata Oktina, bisa berlangsung selama tiga tahun.
Selain itu, yang tak kalah penting dalam proses perubahan identitas adalah edukasi terhadap lingkungan sekitar, seperti keluarga, tempat bekerja, dan pergaulan. Dukungan orang terdekat sangat diperlukan oleh individu yang berganti identitas.
Perlu juga dipahami oleh lingkungan sekitar yakni tidak boleh ada lagi yang menyebut individu yang bersangkutan dengan identitas sebelumnya atau melakukan perundungan. "Manusia itu kan makhluk sosial, dia hanya akan bisa ajek kalau lingkungannya juga bisa memperlakukan dia dengan ajek," kata Oktina.
Karenanya penting untuk segera mempublikasikan identitas baru individu tersebut agar lingkungan dapat menerima dan memperlakukannya sesuai identitas baru yang dipilih.
Mengenal Hipospadia
Mengutip publikasi ilmiah "Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia" yang dipublikasikan di laman researchgate.net, hipospadia merupakan kelainan kongenital yang paling sering ditemukan pada anak laki-laki.
Sementara itu, laman Rumah Sakit Universitas Indonesia menulis, hipospadia terjadi ketika perkembangan saluran lubang kemih dan kulit penis terganggu sewaktu di dalam kandungan.
Prevalensi hipospadia di dunia, menurut publikasi ilmiah di reseachgate.net, sangat luas secara geografis dan bervariasi. Di Indonesia, belum ada penelitian yang menyebutkan angka kejadian hipospadia yang pasti. Namun, beberapa penelitian yang tersebar di beberapa derah di Indonesia menemukan kasus tersebut tidak dalam jumlah sedikit.
Menurut para penulis publikasi ilmiah, Daniel Mahendra Krisna dan Akhada Maulana dari Universitas Duta Wacana dan Universitas Mataram, hal itu menguatkan fakta bahwa hipospadia di Indonesia memiliki angka kejadian cukup tinggi namun kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kelainan ini menyebabkan tidak banyak kasus yang dapat ditangani di rumah sakit, ataupun fasilitas dan tenaga kesehatan yang belum merata sehingga kasus ini tidak terdeteksi.
Pembedahan merupakan satu-satunya pilihan dan yang direkomendasikan bagi penderita hipospadia sedang hingga berat atau pada hipospadia ringan dengan derajat tekukan pada penis yang berat dan lubang penis yang sempit.
Operasi dilakukan untuk mengoreksi bentuk penis agar dapat buang air kecil dengan normal dan mengembalikan fungsi seksual. Selain itu, tindakan operasi juga dapat membentuk saluran kemih dan menempatkan lubang penis ke ujung jika memungkinkan.
Operasi hipospadia dapat dilakukan saat usia anak 6 bulan. Namun, kulup penis sangat penting dalam operasi ini karena dokter akan melakukan cangkok dari kulit tersebut. Oleh sebab itu, pasien dianjurkan untuk tidak disunat sebelum operasi.
Advertisement
Perjalanan Aprilia Manganang dari Wanita Menjadi Pria
Serda Aprilia Manganang lahir dan besar di daerah yang terbilang terbatas secara fasilitas hingga akhirnya dicatat di akta kelahiran sebagai perempuan. Tak seberuntung anak-anak lainnya, Manganang lahir dalam kondisi hipospadia atau kelainan pada sistem reproduksi.
"Sersan Aprilia Manganang dilahirkan di Tahuna, jadi inilah tempat lahir dan dibesarkan Aprilia Manganang. Tepatnya di Pulau Sangir, atau sering disebut Tahuna. Dan kalau kita hari ini naik kapal, itu kira-kira dari Manado delapan jam ke arah pulau ini," kata KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.
Ayah dan ibu Manganang juga tidak dalam kondisi berpendidikan cukup. Keduanya hanya seorang buruh tani dan asisten rumah tangga, bahkan proses melahirkan Manganang pun dilakukan di rumah dengan fasilitas medis seadanya.
"Ini yang kemungkinan paramedis melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan. Kondisi ini terus berlangsung sampai Aprilia Sekolah Dasar dan SMP di Tahuna, pindah SMA ke Manado, sampai akhirnya 2016 Angkatan Darat melihat prestasi dari anak ini. Itulah kenapa Angkatan Darat saat itu memutuskan merekrut Aprilia dalam program rekrutmen khusus Bintara Berprestasi. Aprilia direkrut jadi Angkatan Darat," terang Andika.
Andika menjelaskan alasan Aprilia Manganang bisa lolos seleksi menjadi Kowad. Menurut dia, tes medis kepada calon prajurit TNI tidak selengkap pemeriksaan yang dilakukan RSPAD untuk mengungkap gender Serda Manganang. Apalagi dia direkrut melalui jalur prestasi.
Dia mengungkapkan, semasa kecil Aprilia Manganang kerap menjadi objek persekusi dan perundungan atau bullying. Sejak menjadi bahan perundungan, Manganang pun memilih menjauh dari teman-temannya. Bahkan untuk bersosialisasi dengan orang lain pun enggan.
"Itu yang membuat Sersan Manganang ini cenderung menjauh dan lebih membatasi. Mungkin setiap ketemu orang pertanyaannya itu lagi itu lagi," kata Andika.
Lebih lanjut, Andika menuturkan, Aprilia Manganang sebenarnya telah menyadari adanya kelainan dalam dirinya. Hanya saja, keraguan atas jenis kelaminnya tidak dapat dilawan lantaran orangtua dan dokter tempatnya dilahirkan meyakini dirinya adalah wanita.
"Manganang ini selama ini, sebelum tahu secara medis itu dia hanya bisa rasakan saja. Tapi waktu bersamaan enggak bisa lawan assigment keputusan yang diberikan para medis saat dia lahir, dinyatakan sebagai wanita. Itu sudah ada," kata Andika.
"Kalau hasil wawancara kami itu sudah ada sejak awal-awal itu, tapi kita tidak bisa tempatkan itu seperti kita bicara sekarang, dia kan enggak tahu. Mungkin pertama yang dia sendiri ingin tahu, saya wanita tapi kok postur tubuh saya tidak seperti wanita lain," sambungnya.
Kondisi dan perkembangan Serda Manganang terus dipantau oleh komandannya. Dia bahkan sempat menjalani pemeriksaan medis di Manado. Namun karena keterbatasan fasilitas, dia akhirnya dibawa ke Jakarta untuk diobservasi lebih mendalam.
Adapun hasil pemeriksaan urologi menunjukkan bahwa Serda Aprilia Manganang memiliki organ jenis kelaminan laki-laki tanpa sedikit pun menyerupai kelamin perempuan. Berdasarkan sisi hormonal juga menunjukkan adanya kadar testoteron normalnya seorang pria.
"Pemeriksaan radiologi MRI menyatakan hal yang sama," ucap mantan Pangkostrad itu.
Sebagai orang nomor satu di Angkatan Darat, Andika bermaksud bertanggung jawab atas semua kondisi prajuritnya, termasuk kepada Serda Aprilia Manganang yang telah diterima sebagai bagian dari keluarga besar TNI AD.
"Kami ingin membantu, tapi juga kami tidak ingin merekayasa, sehingga menggunakan segala peralatan fasilitas kesehatan yang kami punya. Dan setelah kami temukan, kami jelaskan, begitu lepas (Aprilia menerima), karena ya itu sekian lama (menunggu kepastian), 20 tahun," kata Andika.
TNI AD pun memastikan untuk memfasilitasi berbagai dokumen yang dibutuhkan agar status administrasi jenis kelamin Serda Aprilia Manganang berganti dari wanita menjadi pria.
"Dirhum Angkatan Darat sudah siapkan dokumen untuk kita membantu Sersan Manganang untuk mendapat apa yang diinginkan, yaitu kita penuhi semua surat yang ada di UU 23 2006 tentang administrasi kependudukan," ujar Andika.
Dia berharap, Pengadilan Negeri Tandanao dapat mengabulkan permohonan perubahan nama dan jenis kelamin Serda Aprilia. "Dengan harapan setelah ini Sersan Manganan bisa menjadi seseorang yang ditakdirkan untuknya," kata Andika.
Mantan Komandan Paspampres ini pun memastikan Serda Aprilia Manganang akan tetap menjadi prajurit TNI AD, meski secara administrasi kependudukan berubah jenis kelamin dari wanita ke pria.
"Bagaimana selanjutnya, Manganang masuk TNI AD dia jadi Bintara Komunitas Ajudan Jenderal. Saya akan, dengan kondisi ini maka saya dengan staf akan lakukan evaluasi untuk beri tugas yang pas. Kemungkinan besar pilihannya di perbekalan dan angkutan, atau di kesehatan, tergantung pasion Manganang di mana," tutur dia.
Menurut Andika, pihaknya akan mengutamakan keinginan dari Serda Manganang. Sejauh ini, Aprilia Manganang merupakan prajurit dengan rekam jejak yang baik.
"Sejak lulus 2016, dia ditempatkan di Dinas Jasmani, 2018 sampai sekarang di Kodam Manado. Dia prajurit yang punya disiplin karena selama dinas tidak pernah ada pelanggaran, orangnya sangat nurut, saya yakin itu adalah attitude ya. Dia menunjukkan orang yang punya komitmen, disiplin. Selama berdinas pun selalu masuk dinas sesuai jam dan tidak ada perintah yang tidak dilakukan oleh dia," jelas dia.
Lebih lanjut, menurut Andika, kasus seperti Aprilia Manganang baru terjadi di TNI AD. Kendati begitu, jika ada prajurit yang merasa perlu bantuan semacam Aprilia, dirinya menegaskan akan membantu semaksimal mungkin.
"Sejauh saya tahu belum ada. Tapi sebetulnya kami tidak temukan, mungkin kami tidak tahu. Tapi kami siap bantu. Kami sebagai pembina untuk apa, untuk prajurit Angkatan Darat. Karena kami tidak tahu, belum tentu kita bisa kenali ada satu kelainan. Intinya belum ada sebelumnya, tapi kita terbuka untuk bantu siapa pun anggota kami yang merasa perlu bantuan. Dan kita akan berjuang semaksimal mungkin. Kami punya kewajiban bantu," kata Andika menandaskan.
Serda Aprilia Manganang pun mengaku lega dan bahagia setelah menjalani pemeriksaan medis terkait status jenis kelaminnya. Nyatanya, sejak kecil dirinya memanglah seorang pria.
"Ini momen yang sangat saya tunggu-tunggu, bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini, dan saya bersyukur Tuhan pakai bapak dan ibu untuk pertemukan saya," tutur Aprilia lewat virtual yang ditampilkan di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).
Aprilia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada KSAD Jendral TNI Andika Perkasa dan para dokter RSPAD Gatot Soebroto yang telah memberikan fasilitas pemeriksaan tersebut.
"Saya terima kasih ke dokter yang sudah bantu saya, saya sangat bahagia, selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai," jelas Aprilia.
Kerap Diprotes Selama Berkarir di Bola Voli
Kecurigaan tentang status gender Aprilia Manganang kerap muncul selama karirnya di olahraga bola voli. Karir profesional Aprilia dimulai bersama klub bola voli Alco Bandung pada 2011. Namun saat baru memulai karir itu, protes datang kepada klubnya di Livoli sehingga dia harus menjalani tes.
Status gendernya juga sempat dipertanyakan pelatih timnas bola voli Filipina, Roger Gorayeb saat SEA Games 2015 di Singapura. Pasalnya, secara penampilan dan kemampuan fisik, Aprilia mirip laki-laki.
"Aprilia sangat kuat, itu seperti menempatkan seorang laki-laki dalam pertandingan wanita," kata Gorayeb.
Filipina pun mengajukan protes resmi kepada panitia. Mereka meminta Aprilia menjalani pemeriksaan jenis kelamin terlebih dulu. Namun, akhirnya laporan tersebut ditolak karena Aprilia dinyatakan lolos tes medis sebagai perempuan, sehingga bisa bermain pada pertandingan selanjutnya.
Protes demi protes soal status gendernya tidak menyurutkan semangat Aprilia mengukir prestasi. Di karir profesional, kesuksesan Aprilia mulai dirasakan ketika dia membela Jakarta Elektrik PLN. Dia sukses mempersembahkan tiga gelar Proliga untuk klub tersebut.
Setelah itu Aprilia berhasil membawa PGN Popsivo Polwan juara sekali. Kontribusi tersebut mengantarkannya meraih gelar pemain terbaik (MVP) Proliga sebanyak tiga kali, yakni 2016, 2017, serta 2019.
Berkat kariernya yang gemilang di Proliga, Aprilia direkrut Generali Supreme Chonburi E-Tech. Prestasi kembali menghampiri. Dia membawa klub Thailand itu memenangkan Thai-Denmark Super League 2019. Aprilia juga terpilih sebagai MVP kompetisi tersebut.
Berkat penampilan hebatnya, dia selalu dipanggil untuk memperkuat timnas bola voli wanita. Dia jadi andalan yang diharapkan bisa memberi prestasi mentereng untuk Indonesia.
Namun hingga menyatakan pensiun, Aprilia Manganang belum memberi emas untuk Indonesia. Di panggung internasional, Aprilia Manganang mempersembahkan medali perunggu SEA Games 2015 dan 2019 serta perak SEA Games 2017. Dia juga memperkuat timnas voli wanita di Asian Games 2018.