Liputan6.com, Jakarta - PT Fimperkasa Utama, perusahaan bergerak di bidang konstruksi akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepas 40 persen saham dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Jumlah saham itu sebanyak-banyaknya 160 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 50. Harga saham yang ditawarkan Rp120-Rp 150 per saham. Total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 19,20 miliar-Rp 24 miliar.
Advertisement
Selain itu, perseroan juga akan menerbitkan waran sebanyak-banyaknya 40 juta waran seri I. Pihak yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Wanteg Sekuritas.
"Penawaran umum yang akan ditawarkan sebanyak-banyaknya 160 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 50, yang mewakili 40 persen. Penerbitan saham ini juga melekat 40 juta waran seri I yang diberikan cuma-cuma. Dengan perbandingan empat saham akan mendapatkan satu waran,” ujar Direktur PT Wanteg Sekuritas Dharma Lantap dalam paparan publik virtual, Rabu (10/3/2021).
Ia menuturkan, penggunaan dana IPO antara lain sekitar 42,5 persen akan digunakan untuk modal kerja. 40 persen untuk penambahan kendaraan khusus alat berat dan 17,5 persen digunakan untuk pelunasan pinjaman. Selain itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I untuk mendukung pembiayaan proyek erseroan.
"Saham yang akan dicatatkan 400 juta lembar saham. Harga saham yang ditawarkan Rp 120-Rp 150 per saham,” ujar dia.
Masa penawaran awal atau bookbuilding mulai 9-18 Maret 2021. Kemudian tanggal efektif pada 25 Maret 2021. Lalu masa penawaran pada 26-30 Maret 2021, penjatahan pada 31 Maret 2021, distribusi saham dan waran pada 1 April 2021, pengembalian dana 1 April 2021. "Tanggal listing pada 5 April 2021,” kata Dharma.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
26 Perusahaan Antre IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kantongi 26 perusahaan yang sedang proses menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) hingga 8 Maret 2021.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, 26 perusahaan itu masih menjalani proses evaluasi pencatatan saham.
"Dari 26 perusahaan dalam pipeline tersebut, belum terdapat perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan BUMN,” ujar dia, kepada wartawan, Senin, 8 Maret 2021.
Ia menuturkan, dari skala aset untuk perusahaan yang proses IPO bila merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:
-6 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
-11 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
-9 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)
Untuk rincian sektornya antara lain:
- 4 perusahaan dari sektor basic materials
- 2 perusahaan dari sektor industrials
- 3 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
- 7 perusahaan dari sektor consumer cylicals
- 3 perusahaan dari sektor properti dan real estate
-4 perusahaan dari sektor teknologi
-1 perusahaan dari sektor infrastruktur
-2 perusahaan dari sektor energi
Advertisement