Sektor Migas Jadi Peluang Pengusaha Muda untuk Ekspansi

Industri sektor hulu migas memiliki potensi yang cukup besar bagi perekonomian Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2021, 15:12 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian dan ESDM Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Rama Datau menyebut, industri sektor hulu migas memiliki potensi yang cukup besar bagi perekonomian Tanah Air. Namun sayangnya belum banyak pelaku usaha muda yang terlibat di dalam sektor tersebut.

"Tapi belum banyak pelaku usaha muda yang terlibat," kata dia dalam diskusi Membedah Peluang Bisnis Rp70 Triliun di Sektor Hulu Migas, secara virtual, Rabu (10/3/2021).

Dia menyebut, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari komponen yang digunakan pada industri hulu migas juga cukup besar. Sehingga, sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh pelaku usaha.

Di sisi lain, dia juga menyambut baik komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendukung produk dalam negeri dan membenci produk asing. Terlebih industri migas bisa menaikan TKDN.

"Sehingga terjadi multiplier effect yang bisa menumbuhkan lapangan pekerjaan dan kesempatan muda untuk terlibat lebih banyak lagi di sektir hulu migas ini," jelasnya.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sektor Hilir Hadirkan Digitalisasi untuk Pengawasan Distribusi BBM dan Gas Bumi

Direktur Enterprise & Business Service Telkom Edi Witjara menyerahkan menyerahkan cindera mata kepada Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa usai penandatanganan Nota Kesepahamanan tentang Pemanfaatan Potensi Bersama antara Telkom dengan BPH Migas, yang dilaksanakan di Bogor, Senin (2/3).

Dalam rangka menyukseskan program Pemerintah mewujudkan BBM Satu Harga, Subsidi BBM Tepat Sasaran dan Ketahanan Energi, Direktur Enterprise & Business Service PT  Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Edi Witjara dan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas  Bumi (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa menandatangani Nota Kesepahamanan tentang Pemanfaatan  Potensi Bersama, yang dilaksanakan di Bogor pada Selasa, (2/3).

Penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai upaya untuk memperkokoh BPH Migas dalam  melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap penyediaan dan distribusi BBM dan Gas Bumi, dengan penguatan pemanfaatan data melalui aspek digitalisasi. 

Dengan demikian, ketersediaan dan distribusi BBM yang ditetapkan pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Indonesia sehingga  kebijakan dan aturan yang dikeluarkan oleh BPH Migas akan efektif dan antisipatif dalam menghadapi  kondisi-kondisi sekarang dan yang akan datang. 

Adapun ruang lingkup kerja sama ini tidak hanya terbatas  pada aspek konektivitas tapi juga platform dan layanan digital yang disepakati kedua belah pihak. Sebelumnya Telkom telah menuntaskan program digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia. 

Digitalisasi SPBU merupakan sistem monitoring distribusi dan transaksi penjualan BBM di setiap SPBU secara real-time untuk peningkatan standar layanan dan operasional. Melalui digitalisasi ini, Pertamina dapat memantau  kondisi stok dan penjualan tujuh jenis BBM, transaksi pembayaran di SPBU serta pengelolaan penyaluran  BBM bersubsidi. 

Di samping itu, seluruh data digitalisasi tersebut dapat diakses secara langsung oleh  sejumlah pihak berwenang, seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan,  serta BPH Migas sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM termasuk yang  bersubsidi yaitu Bio Solar (B30) dan penugasan yaitu premium. 

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan, saat ini digitalisasi sudah dilaksanakan oleh  Pertamina di 5.518 SPBU. Selanjutnya diharapkan Telkom dapat mendukung pengelolaan pusat data hilir  migas sekaligus operatornya. 

Dalam sambutannya, Edi Witjara menyampaikan bahwa dalam bertransformasi menjadi digital telco  company, Telkom tetap berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Hal ini sesuai dengan visi Telkom untuk menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat. 

Telkom saat ini membagi  bisnisnya menjadi 3 digital business domain yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital  Services. Keberadaan bisnis platform digital menjawab tantangan dan hambatan terkait pengelolaan data.  Layanan big data diharapkan dapat memberikan solusi data yang komprehensif sehingga bermanfaat  dalam akselerasi digitalisasi demi menghadirkan layanan terbaik.  

“Terima kasih atas kepercayaan BPH Migas untuk bersinergi dengan Telkom dalam melakukan  pengawasan dan pengaturan terhadap penyediaan dan distribusi BBM dan Gas Bumi melalui  pemanfaatan teknologi digital,” ujar Edi Witjara. 

Melalui kolaborasi pemanfaatan potensi bersama antara Telkom dengan BPH Migas terkait layanan  teknologi berbasis digital ini, kedua belah pihak dapat saling memberikan manfaat dan nilai tambah sesuai  dengan kapabilitas masing-masing, serta dapat meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat  luas terkait kebutuhan BBM dan Gas Bumi. 

“Ke depannya Telkom akan terus hadir memberikan digitalisasi baik bagi BUMN maupun korporasi lainnya  di Indonesia, seperti yang dicanangkan pemerintah. Diharapkan langkah ini dapat meningkatkan value  BUMN maupu korporasi serta mendukung cashless transaction di lingkungan masyarakat sehingga  nantinya mampu memperkuat ekonomi digital Indonesia,” tutup Edi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya