Liputan6.com, Jakarta Pernikahan tentunya menjadi momen bahagia bagi setiap pasangan dan juga keluarga. Momen sakral dalam hidup seseorang ini diharapkan menjadi momen istimewa ketika menyatukan dua insan.
Meski pernikahan dibalut rasa kebahagaiaan, tak bisa dipungkiri ada momen dimana haru bisa muncul selama prosesi berlangsung. Misalnya saja ketika amsing-masing mempelai sungkem atau meminta doa restu kepada orang tua. Berpisah dari keluarga menjadi momen yang mengharukan.
Baca Juga
Advertisement
Hal itulah yang dirasakan oleh seorang mempelai wanita berikut ini. Namun bedanya, wanita ini terlalu larut dalam kesedihannya kala akan berpisah dengan keluarga tercinta. Ia terus menangis penuh emosi hingga membuat suasana pernikahan justru menjadi tegang.
Ia dinyatakan meninggal dunia akibat gagal jantung. Mempelai wanita dari Odisha, India tersebut meninggal dunia saat prosesi pernikahannya berlangsung. Kejadian ini pun kemudian menjadi perhatian dan perbincangan.
Sedih Pisah dengan Keluarga
Acara bahagia pasangan di India ini mendadak berubah menjadi mimpi buruk. Momen itu terjadi setelah pengantin wanita bernama Gupteswari Sahoo atau akrab disapa Rosy meninggal karena gagal jantung saat ia menangis selama prosesi bidaai.
Ritual adat bidaai merupakan rangkaian upacara pernikahan, di mana pengantin wanita menunjukkan kesedihannya karena harus berpisah dengan keluarga dan pindah ke rumah sang suami. Melansir dari India Times, Rabu (10/3/2021) oleh Liputan6.com, upacara bidaai yang berlangsung di distrik Sonepuri itu mulanya berjalan dengan baik.
Selama prosesi tersebut, pengantin wanita juga tampak sehat dan bersemangat. Namun, ketika orangtuanya bersiap untuk mengantarkan Rosy ke mertuanya selama bidaai, ia mulai tidak kuasa menahan tangis dan terus menangis histeris.
Advertisement
Pingsan dan Dinyatakan Meninggal Akibat Gagal Jantung
Tak kuasa menahan tangis secara emosional, Rosy kemudian pingsan dan tak sadarkan diri. Anggota keluarganya bahkan berusaha sekuat tenaga untuk membangunkannya. Namun, Rosy tak menunjukkan pergerakan apa pun.
Merasa usahanya sia-sia, keluarga kemudian membawanya ke puskemas Dunguripali. Sampai di lokasi, dokter menyatakan bahwa Rosy telah meninggal dunia. Penyebab kematiannya diidentifikasi karena gagal jantung. Setelah postmortem, tubuh Rosy dikembalikan kepada keluarganya.
Menurut pamannya, Rosy sangat tertekan usai kehilangan ayahnya beberapa bulan lalu. Hal itu diduga menjadi salah satu penyebab mengapa dirinya tak kuasa menahan tangis hingga pingsan saat prosesi bidaai di pernikahannya.