Liputan6.com, Jakarta - Meski pandemi COVID-19 masih terjadi pada 2021, sektor ekonomi mulai membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Research & Market Information Department PHEI Roby Rushandie mengatakan, hingga Februari 2021, IHSG mengalami kenaikan sebesar 4,39 persen.
"Penguatan sebesar 4,39 persen year to date dari level 5.979 menjadi 6.241," kata dia di acara Edukasi Wartawan dengan tema Outlook Pasar Obligasi Tahun 2021, Rabu (10/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Hal ini sangat positif dibandingkan 2020 yang turun hingga 5,09 persen. Selain itu, pertumbuhan juga dialami Indonesia Corporate Bond Return Index(INDOBeXC-Total Return). Hingga Februari 2021, terjadi peningkatan 0,62 persen year to date dari 333,0763 menjadi 335,1258.
Tak hanya peningkatan, penurunan justru terjadi pada Indonesia Government Bond Return Index(INDOBeXG-Total Return). Tercatat di periode sama terjadi penurunan 2,16 persen year to date.
"Dibandingkan tahun sebelumnya terjadi penurunan 2,16 persen hingga Februari 2021, dari 309,0529 menjadi 302,3732," ujar Roby.
Penurunan juga terjadi pada ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Sampai Februari 2021, Roby menyebut, terjadi penurunan 1,93 persen year to date dari level 314,2467 menjadi 308,1760.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen Topang Penguatan IHSG
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 6,5 persen secara month to month (m/m) ke posisi 6.242 pada Februari 2021.
Selain itu, Ashmore Asset Management juga mencatat MSCI Indonesia dan LQ45 juga masing-masing naik 3 persen dan 3,6 persen. Sementara itu, indeks MSCI small cap menguat 9 persen
Sejumlah sentimen mendorong kenaikan IHSG pada Februari. Pertama, semakin tinggi optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 dengan distribusi vaksin yang lebih baik dibandingkan harapan. Kedua, penurunan suku bunga BI 7DRRR sebesar 25 basis poin (bps) juga menjadi sentimen positif untuk IHSG.
Di sisi lain investor asing gelar aksi beli di pasar saham mencapai USD 258 juta. Secara year to date, investor asing tercatat melakukan aksi beli di pasar saham sebanyak USD 1,03 miliar.
Sementara itu,pasar obligasi mengalami penurunan harga kena imbal hasil naik dari 6,21 persen menjadi 6,61 persen. Rupiah juga melemah dari level Rp 14.030 per dollar Amerika Serikat menjadi Rp 14.235 per dollar AS.
Pasar obligasi juga melemah seiring dengan kenaikan imbal hasil di US treasury yield, akibat ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena stimulus agresif yang akan dilaksanakan oleh Presiden AS Joe Biden sehingga menimbulkan ada kemungkinan kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).
Selama Februari 2021, investor net sell di pasar obligasi sebesar USD 1,08 miliar. Sedangkan secara year to date (ytd), penjualan bersih dari pasar obligasi sebesar USD 288 juta.
Advertisement