Mengenal Induksi Ovulasi Sebagai Upaya Pasangan dapat Buah Hati

Sebelum pasangan menempuh inseminasi dan bayi tabung (In vitro fertilization/IVF), dokter akan menyarankan untuk pasangan melakukan induksi ovulasi dengan senggama terjadwal.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Mar 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi kehamilan. Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Setelah satu tahun pernikahan, peluang kehamilan menurun drastis hingga 3 persen dibandingkan bulan pertama pasangan menjadi suami istri. Hal ini yang akhirnya melatarbelakangi pasangan untuk memutuskan menjalani program kehamilan.

Demikian menurut dr Shanty Olivia Jasirwan, SpOG-KFER, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi di Rumah Sakit Pondok Indah.

Ia pun menjelaskan tahapan program kehamilan yang akan dilalui pasangan. Mulai dari konsultasi dasar, pemeriksaan dasar infertilitas yang meliputi analisis semen, HSG dan penilaian ovulasi serta penanganan infertilitas.

"Di tahap ini dokter akan mencari faktor risiko, seperti usia pria dan wanita, riwayat gaya hidup, pekerjaan, pernikahan, riwayat keguguran atau haid tidak lancar," katanya dalam acara temu media virtual, Rabu (10/3/2021).

Menurut Shanty, sebelum pasangan menempuh inseminasi dan bayi tabung (In vitro fertilization/IVF), dokter akan menyarankan untuk pasangan melakukan induksi ovulasi dengan senggama terjadwal.

"Induksi ovulasi merupakan terapi infertilitas menggunakan pengobatan untuk menstimulasi ovarium (indung telur) agar melepaskan sel telur (ovulasi)," katanya.

 

Simak Video Berikut Ini:


Tujuan Induksi Ovulasi

Lebih jelasnya, Shanty mengatakan pada pada siklus yang tidak berovulasi, induksi ovulasi ini bertujuan untuk menyebabkanterjadinya ovulasi (setidaknya didapatkan 1 folikel dominan yangakan melepaskan sel telur yang matang).

Sedangkan pada siklus yang berovulasi bertujuan untuk menstimulasi ovariumagar melepaskan sel telur lebih dari 1 (2 atau 3 sel telur) pada 1 siklushaid sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Penyebab gangguan ovulasi

Menurut Shanty, ada beberapa penyebab gangguan ovulasi seperti:

- PCOS (polycystic Ovarian Syndrome)

- Obesitas dan overweight

- Berat badan terlalu rendah

- Olahraga yang terlalu berat

- Stress psikologis yang tinggi

- Hiperprolaktinemia

- Gangguan fungsi tiroid (hipo maupun hipertiroid)

- Perimenopause

- Kegagalan ovarium dini (menopause dini)

"Induksi ovulasi dilakukan jika murni didapatkan gangguan ovulasi pada perempuan tanpa ada gangguan lain seperti saluran telur dan sperma, dikombinasikan dengan senggama terjadwal," katanya.

Begitu pun dengan kasus unexplained infertility, lanjut Shanty, seringkali dikombinasikan pada tahapan proses inseminasi.


Sehat Sejak dalam Kandungan

Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya secara baik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya