Bursa Saham Asia Beragam, Indeks Kospi Menguat 1,2 Persen

Bursa saham Asia bervariasi dengan indeks saham Australia tertekan, sedangkan indeks saham Nikkei dan Kospi menguat pada Kamis, 11 Maret 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 11 Mar 2021, 09:34 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bergerak beragam pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan bursa saham Asia mengabaikan wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat setelah DPR AS menyetujui paket stimus COVID-19.

Indeks saham Australia atau ASX 200 melemah 0,6 persen dan sebagian besar sektor saham tertekan. Indeks sektor saham keuangan menurun 0,59 persen, sedangkan sektor material atau bahan baku anjlok 1,29 persen. Sebagian besar sektor saham tambang juga tertekan.

Saham Rio Tinto, Fortescue, dan BHP masing-masing turun 1,23 perse, 1,77 persen dan 2,73 persen. Sedangkan sektor saham bank turun. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis (11/3/2021).

Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,33 persen, dan indeks saham Topix bertambah 0,16 persen. Di Korea Selatan, indeks saham Kospi menguat 1,21 persen, yang didukung sektor teknologi.

Saham Samsung naik 1,1 persen, saham SK Hynix menguat 3,38 persen, dan saham LG Electronic naik 2,46 persen. Indeks saham Kosdaq menguat 0,76 persen.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Bakal Fokus ke Eropa

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Semalam di AS, seiring paket stimulus AS yang telah disetujui mendorong investor memilih saham yang akan didorong oleh pemulihan lebih cepat dari pandemi COVID-19.

Indeks saham Dow Jones naik lebih dari 400 poin, sedangkan imbal hasil obligasi turun. Presiden AS Joe Biden berharap dapat teken RUU paket stimulus COVID-19 pada Jumat pekan ini.

Investor akan mengalihkan fokus ke Eropa seiring ada pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis pekan ini. Pejabat bank sentral Eropa dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan menggambarkan kenaikan imbal hasil obligasi sebagai pengetatan yang tidak beralasan dan situasi yang perlu dipantau secara ketat.

“Menanggapi kenaikan imbal hasil obligasi, kami berharap ini akan menandakan kesiapan untuk meningkatkan intervensi obligasi mingguan jikan perlu, dan memakain program pembelian darurat, dan lebih banyak lagi jika diperlukan,” tulis analis ANZ Research dalam catatannya.

Analis juga perkirakan Bank Sentral Eropa akan mengecilkan kekuatan sementara dalam inflasi di kawasan Euro dengan fokus pada prospek jangka menengah.


Harga Minyak Menguat

Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Indeks dolar AS ditransaksikan 91,82, dan angka ini di bawah posisi sebelumnya 92.  Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 108,42 per dolar AS. Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Harga minyak ditransaksikan naik 0,51 persen ke posisi USD 64,77.

Sejumlah analis menilai kenaikan harga minyak terjadi setelah stok bensin AS turun tajam pekan lalu. “Penurunan stok bensin AS selama dua minggu terakhir adalah penurunan terbesar dalam dua minggu.Penurunan terjadi karena aktivitas kilang AS masih belum kembali normal,” ukar Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar.

Akan tetapi, Dhar menuturkan, kenaikan dibatasi oleh stok minyak mentah yang meningkat. “Meningkatnya pasokan minyak AS adalah risiko negatif utama bagi harga minyak. Namun, peningkatan pasokan minyak AS tampaknya tidak akan mengimbangi disiplin pasokan OPEC+ dan pemulihan permintaan minyak global yang sedang berlangsung karena risiko COVID-19 memudar,” tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya