Liputan6.com, Copenhagen - Tiga negara Uni Eropa (Norwegia, Denmark, dan Islandia) kompak mensuspens vaksinasi COVID-19 dengan AstraZeneca akibat laporan efek samping berupa penggumpalan terjadi. Laporan itu muncul di Denmark.
Otoritas Denmark berkata ada satu laporan kematian, namun belum dapat dipastikan apakah penggumpalan darah itu terkait dengan vaksinasi AstraZeneca.
Baca Juga
Advertisement
Alhasil, vaksin AstraZeneca disuspens di Denmark selama dua minggu ke depan. Keputusan itu lantas diikuti Norwegia dan Islandia, demikian laporan Euronews, Jumat (12/3/2021).
Meski demikian, Prancis dan Inggris tidak melakukan hal yang sama. Dua negara itu menekankan bahwa suspensi di dua negara itu adalah langkah jaga-jaga.
Berdasarkan data Statista, vaksin AstraZeneca memiliki efikasi 70 persen berdasarkan data 23 November 2020. Data tersebut menyebut Pfizer punya kemanjuran tertinggi dengan 95 persen, sementara Sinovac terendah dengan 50 persen.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jutaan Orang Telah Divaksin
Badan Pengobatan Eropa (European Medicines Agency) berkata ada 22 kasus penggumpalan darah yang terjadi di antara jutaan yang sudah mendapatkan vaksin.
Otoritas kesehatan Denmark menegaskan tidak berhenti memakai AstraZeneca, melainkan hanya mensuspens saja.
Dirjen Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, menyebut pihaknya perlu mengklarifikasi kasus-kasus efek samping serius sebelum melanjutkan vaksinasi dengan AstraZeneca.
Orang-orang yang sudah mendapat dosis pertama AstraZeneca di Denmark kini harus menunggu.
Advertisement
Kasus di Austria
Sebelumnya, Austria sudah ikut mensuspens penggunaan vaksin AstraZeneca. Penyebabnya karena sebuah kasus kematian dan sakit.
Korban meninggal adalah wanita berusia 39 tahun akibat penyakit koagulasi (penggumpalan darah), serta seorang wanita 35 tahun yang terkena emboli paru dan sedang dalam pemulihan.
Dilaporkan US News, Federal Office for Safety in Health Care (BASG) di Austria berkata belum ada relasi kausal antara kasus-kasus tersebut dengan vaksinasi. Akan tetapi, vaksinasi disuspens.
"Sebagai tindakan jaga-jaga, sisa-sisa stok dari batch vaksin yang terdampak tidak lagi diberikan atau vaksinasi," ujar BASG.
Saat itu, pihak AstraZeneca berkata tidak ada kasus serius yang terkait vaksin.
Baca Juga
Infografis Vaksinasi COVID-19:
Advertisement