LAPAN Prediksi Cuaca Ekstrem Pemicu Bencana Masih Berpotensi Terjadi di Sejumlah Daerah

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan, cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia masih berpotensi terjadi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Mar 2021, 08:00 WIB
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan, cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia masih berpotensi terjadi sepanjang Maret 2021. 

Ketua Tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (TIVIAM) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN, Erma Yulihastin mengatakan, cuaca ekstrem itu berupa hujan deras yang menimbulkan banjir dan longsor. 

"Akan terjadi di pulau Jawa, Sulawesi bagian tengah dan Indonesia bagian timur," ujar Erma, Kamis (11/3/2021).

Erma menambahkan, sedangkan angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemungkinan besar terjadi di Laut Jawa dan perairan selatan Jawa pada Maret 2021. Sementara pada Juni dan Juli 2021, hal serupa terjadi di perairan selatan Jawa, Laut Arafura, dan Laut Banda.

Erma menyebutkan intensitas hujan mengalami peningkatan selama Februari 2021. Seiring dengan pertumbuhan awan konvektif yang terjadi secara merata di wilayah Indonesia. 

"Variabilitas hujan menunjukkan hujan maksimum terkonsentrasi di bagian timur yaitu di Papua dan sekitarnya dan bagian barat Indonesia yaitu Jawa dan sekitarnya," kata Erma. 

Selain itu, kata Erma, dinamika pada dasarian III Februari menunjukkan La Nina yang cenderung menguat (-0,8 menuju -1oC), bersamaan dengan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS), Cold Tongue (CT), dan perambatan uap air dari timur ke barat yang berasosiasi dengan pergerakan siklon tropis dari selatan Nusa Tenggara menuju selatan Jawa. 

Kondisi global dan regional ini ucap Erma, telah memberikan lingkungan yang mendukung untuk terjadinya hujan ekstrem, seperti sebelumnya pada 20 Februari di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) hingga mencapai intensitas 226 mm/hari. 

"Hujan ekstrem tersebut berdampak bencana banjir yang meluas di kawasan tersebut," kata Erma.

LAPAN menyatakan musim hujan di wilayah Indonesia kemungkinan besar masih berlangsung hingga Mei 2021. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Peralihan ke Musim Kemarau

Berdasarkan model prediksi sistem 5 ECMWF menunjukkan probabilitas prediksi hujan dengan intensitas lebih dari 5 mm/hari yang merupakan ekuivalen dari akumulasi curah hujan dasarian 50 mm, dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2021 dengan kondisi inisial pada tanggal 1 Februari 2021. 

"Tampak bahwa probabilitas musim hujan untuk seluruh wilayah Indonesia masih berlangsung sampai bulan April 2021," tutur Erma.

Erma menjelaskan Nusa Tenggara kemungkinan mengalami peralihan ke musim kemarau pada Mei 2021. Sedangkan Jawa dan sebagian Sumatera pada Juni 2021. 

Musim kemarau terlihat kemungkinan sudah merata dari Nusa Tenggara sampai Sumatera dan mulai menjalar ke sebagian wilayah Papua pada Juli 2021. 

"Musim kemarau terlihat merata di bagian selatan wilayah Indonesia pada bulan Agustus 2021," tukas Erma. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya