Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI harus memastikan Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik yang disuntikkan ke manusia aman. Hal ini karena dalam pembuatan vaksin, ada penambahan antigen, yang berfungsi merespons imun.
Direktur Registrasi Obat BPOM Lucia Rizka Andalusia menjelaskan, pihaknya sangat berhati-hati perihal perizinan pembuatan vaksin, dari tahap uji praklinik maupun klinik. Terlebih lagi persoalan antigen yang ditambahkan ke sel dendritik untuk membuat vaksin.
Advertisement
"Sel dendritik memang lama dipergunakan sebagai terapi kanker. Namun, dalam pembuatan vaksin, ada antigen yang ditambahkan. Dan, ini juga harus dilihat lewat uji praklinik terhadap hewan," jelas Lucia saat Rapat Bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR, Komplek Senayan, Jakarta, ditulis Jumat (12/3/2021).
"Kami harus memastikan sel dendritik yang nantinya akan disuntikkan sudah bebas dari antigen yang diinkubasikan ke dalam sel dendritik. Karena bagaimanapun juga antigen itu dibuat dari virus."
Vaksin terkandung berisi antigen, stabilizer, ajuvant, antibiotik, dan pengawet. Vaksin bisa juga mengandung residu yang dihasilkan dari proses produksi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Melihat Efek Residu dari Antigen Vaksin Nusantara
Adanya penambahan antigen pada pembuatan Vaksin Nusantara, lanjut Lucia Rizka Andalusia, tetap dilihat bagaimana efek yang akan timbul. Butuh pengujian untuk melihat efek tersebut.
"Kami sangat berhati-hati dan harus benar-benar dipastikan aman. Kami meminta pengujian, apakah ada residu antigen di dalam sel dendritiknya. Lalu apakah (residu) masuk ke dalam tubuh manusia," lanjutnya.
"Mungkin sudah banyak penelitian sel dendritik yang digunakan terapi kanker. Tapi kami ingin ada pengujian
Kepala BPOM Penny K Lukito menambahkan, pihaknya juga meminta data hasil uji praklinik hewan sel dendritik. Sementara itu, Tim Vaksin Nusantara mengaku data tersebut sudah dikirimkan ke BPOM. Hasil uji praklinik pun dinilai tidak bermasalah, sehingga bisa dilanjutkan ke uji klinik tahap berikutnya.
"Kami didampingi oleh Tim Penilai Obat akan membahas hal-hal yang lebih teknis lagi yang dikaitkan dengan penelitian tersebut (Vaksin Nusantara)," tambahnya.
"Tentunya, saya sebagai pimpinan akan ikut memutuskan, apakah ini (uji Vaksin Nusantara) akan berproses pada tahap yang selanjutnya. Tapi masukan dari tim expert ini menjadi basis saintifik yang akan digunakan (mengambil keputusan)."
Advertisement