Kaspersky: Sepertiga Karyawan Ingin Ganti Pekerjaan karena Pandemi

Menurut studi Kaspersky, sepertiga karyawan ingin beralih pekerjaan karena pandemi, alasannya ingin gaji lebih besar dan ingin menerapkan work-life balance.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Mar 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Kerja dari Rumah (Foto: DarkWorkX/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Studi Kaspersky menyebut, sebanyak 35 persen karyawan ingin beralih ke pekerjaan baru dalam waktu 12 bulan ke depan.

Meski banyak ketidakpastian di dunia kerja, orang-orang masih memperjuangkan ambisinya.

Studi Kaspersky menyatakan, beberapa responden (48 persen) memilih untuk tetap berada di posisi mereka saat ini. Namun, ada banyak karyawan yang memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaan sekarang agar lebih sesuai dengan kehidupan pribadi mereka.

Mengutip keterangan resmi Kaspersky, Jumat (12/3/2021), di tengah lockdown dan kerja jarak jauh, orang ingin punya lebih banyak waktu untuk merenungkan karier masa depan dan meningkatkan keterampilan baru untuk mempelajari sesuatu.

Berdasarkan studi Securing the Future of Work Kaspersky, ada dua alasan orang ingin beralih pekerjaan. Pertama adalah ingin mendapatkan upah lebih tinggi (49 persen) dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (41 persen).


Ingin Mendapat Peran Lebih dalam Pekerjaan

Ilustrasi work from home. (Shutterstock)

Selain upah dan kenyamanan pribadi, mendapatkan peran yang lebih berharga dan bermakna dalam bekerja adalah alasan ketiga yang diberikan responden dengan persentase (35 persen).

Head of B2B Product Marketing Kaspersky Sergey Martsynkyan mengatakan, dengan memikirkan kembali minat dan kemampuan mereka, orang akan mampu menciptakan realitas kerja yang baru.


Bekerja Lebih Cerdas

ilustrasi work from home/unsplash

"Baik itu berganti pekerjaan atau tetap dalam peran saat ini, mereka berusaha keras mempertahankan manfaat kerja jarak jauh dan pengaturan yang lebih nyaman," katanya.

Untuk mencapai hal tersebut, karyawan perlu menerapkan sikap yang tepat, belajar lebih fleksibel, dan bekerja lebih cerdas.

"Orang perlu mengatur lingkungan kerja dan bertanggung jawab atas keandalan dan keamanannya. Bagaimana pun, ini bisa menjadi keunggulan kompetitif di mata perekrut," katanya.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya