Liputan6.com, Jakarta - Hyundai memang berkonsentrasi pada pengembangan mobil listrik untuk pasar saat ini. Namun, di balik perencanaan untuk terus menyuguhkan mobil listrik, Hyundai kini tengah terganjal dengan dampak recall yang menghantui.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, Hyundai, dilanda dengan recall yang besar-besaran. Setidaknya adal 82 ribu mobil Hyundai Kona Electric yang harus ditarik dari pasaran karena adanya resiko kebakaran pada baterai yang disematkan.
Advertisement
Model yang terindikasi untuk ditarik ulang adalah SUV Hyundai Kona elektrik. Parahnya, mobil ini mengalami kebakaran saat tengah melakukan isi ulang di dalam garasi rumah konsumen.
Akibatnya, dari kejadian tersebut prinsipal langsung bergerak cepat dan menarik kembali mobil yang sudah ada di pasar. Beruntungnya, dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.
Sebagai tanggung jawab perusahaan kepada konsumen atas kelalaian produk yang tidak maksimal, Hyundai, akan menanggung semua biaya penggantian yang dibutuhkan. Sehingga, konsumen tidak akan dibebankan dengan biaya sedikitpun dalam melakukan perbaikan tersebut.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Kerugian Besar dan Penyebab Terbakar
Akibat adanya masalah recall tersebut, Hyundai, dikabarkan mengalami kerugian yang cukup besar. Pasalnya, menurut lansiran Carbuzz, estimasi dari biaya yang harus dikeluarkan oleh Hyundai adalah lebih dari USD 500 juta atau setara dengan Rp 7,1 triliun. Namun, beruntungnya pemasok baterai yang diproduksi oleh LG Chem, akan berkontribusi dalam melakukan pembayaran.
Dari total kerusakan 100 persen yang melanda, Hyundai akan mengambil alih sekitar 30 persen kerusakan. Sementara untuk sisanya 70 persen akan dikeluarkan oleh LG Chem.
Adapun penyebab kebakaran tersebut diketahui karena komponen tab anoda yang terlipat di baterai. Menurut laporan dari instansi terkait, kebakaran tersebut disebabkan karena pelapis lithium tab anoda menyentuh katoda sehingga menyebabkan korsleting listrik
Advertisement