Liputan6.com, Jakarta - Menyusul terjadinya banjir dalam dua hari terakhir, ancaman gagal panen kini menghantui para petani di Kabupaten Maros. Pasalnya, ratusan hektare sawah juga ikut tergenang. Agar terhindar dari kerugian, Kementerian Pertanian menyarankan kepada para petani untuk mengikuti asuransi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam kondisi seperti ini petani harus menghindari kerugian.
Advertisement
"Seperti yang sama-sama kita ketahui, pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian. Untuk itu, petani harus menghindari kerugian dengan mengasuransikan lahan," tuturnya, Jumat (12/3/2021).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan asuransi adalah pilihan terbaik untuk meng-cover lahan pertanian.
"Asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana. Asuransi akan menjaga lahan dari ancaman gagal panen akibat perubahan iklim, cuaca buruk, bencana alam, juga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama," jelasnys.
Sarwo Edhy menjelaskan, asuransi akan mengeluarkan klaim sebesar Rp 6 juta perhektare jika terjadi gagal panen.
"Dengan klaim tersebut petani tidak akan menderita kerugian. Justru petani memiliki modal untuk kembali menanam," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Padi Terendam Banjir
Bencana banjir di Maros sendiri melanda Kecamatan Simbang, Lau dan Maros Baru. Padi yang ditanam pada bulan Januari 2021 lalu, sudah berbuah. Namun, karena curah hujan yang ekstrem dan luapan air sungai membuat padi terendam.
Salah seorang petani Arif, warga Dusun Rumbia, Desa Tanete, Kecamatan Simbang, mengatakan ada ratusan hektar lahan pertanian di wilayahnya yang terendam.
“Padi yang terendam itu umurnya kurang lebih tiga bulan dengan kondisi buah yang sudah keluar dan apabila terendam akan membusuk,” katanya.
Advertisement