Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih tinggi pada hari Jumat dan berada di jalur mingguan terbaik mereka. Hal ini karena sedikit pelemahan dolar AS dan pasar ekuitas mengimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/3/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1,724,16 per ounce, setelah jatuh sebanyak 1,4 persen di awal sesi. Emas naik 1,4 persen sepanjang minggu ini.
Advertisement
Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 0,2 persen pada USD 1.719,80.
"Kami telah melihat sedikit pelemahan dalam dolar AS (indeks), dolar AS merosot dari sekitar 92 menjadi sekarang lebih dari 91,6," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
"Ada sedikit risiko dari sentimen dan saya menduga tingkat psikologis USD 1.700 di mana orang tidak benar-benar siap untuk turun menghasilkan sedikit rebound di pasar emas," tambahnya.
Tolok ukur imbal hasil Treasury AS naik setinggi 1,642 persen, puncak lebih dari satu tahun. Sementara itu, indeks dolar memangkas keuntungan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Beberapa investor memandang harga emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus. Tetapi imbal hasil Treasury yang lebih tinggi menumpulkan beberapa daya tarik komoditas non-imbal hasil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Stimulus AS
Presiden Joe Biden pada hari Kamis menandatangani tagihan stimulus USD 1,9 triliun menjadi undang-undang dan mengatakan dia sedang bekerja untuk membuat Amerika Serikat lebih dekat ke keadaan normal pada 4 Juli.
"Dengan permintaan fisik yang memberikan alasan, kami ragu harga emas akan turun di bawah USD 1.600 per ounce tahun ini," kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.
“Mengingat perkiraan kami untuk penurunan harga logam industri akhir tahun ini, kami tidak akan terkejut jika harga perak turun relatif terhadap harga emas,” pungkasnya.
Advertisement