Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, vaksin AstraZeneca saat ini sudah tiba ada di Indonesia dan masih dinyatakan aman untuk digunakan sesuai pernyataan European Medicine Agency (EMA).
"Hal tersebut (soal keamanan) sesuai dengan pernyataan European Medicine Agency (EMA) yang disampaikan pada Kamis 11 Maret 2021," kata Wiku dalam siaran pers diterima, Sabtu (13/3/2021).
Advertisement
Wiku mengamini, ramainya sorotan dunia terkait dugaan efek samping pembekuan darah dikarenakan vaksin tersebut masih dalam monitoring pemerintah. Menurut beberapa laporan negara-negara di Eropa, temuan itu diketahui dari Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).
"Berdasarkan fakta, lebih dari 10 juta vaksin AstraZaneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti risiko emboli paru atau trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakannya," jelas Wiku.
Karenanya, saat ini, Wiku menilai, belum ada indikasi bahwa vaksin AstraZaneca menyebabkan pembekuan darah. "Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping AstraZaneca," Wiku menandasi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Beberapa Negara Menunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan anggota kabinet Thailand lainnya membatalkan rencana menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Pembatalan itu diputuskan setelah Thailand menunda penggunaan vaksin AstraZeneca karena munculnya laporan kasus pembekuan darah di beberapa negara Eropa.
Dekan Fakultas Kedokteran di Rumah Sakit Siriraj, Prasit Watanapa menegaskan dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan Thailand, peluncuran akan ditunda setelah penangguhan vaksinasi dengan vaksin di Denmark, Norwegia, dan Islandia.
"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan," kata Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin COVID-19 Thailand, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (12/3/2021).
"Kami akan menunda (juga)," tambahnya.
Sekretaris tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat, Kiattiphum Wongjit mengatakan, Thailand berada dalam posisi untuk menangguhkan vaksin demi penyelidikan keamanan.
Diketahui, Denmark menangguhkan vaksinasi di wilayahnya selama dua pekan setelah seorang perempuan berusia 60 tahun, yang disuntik vakin AstraZeneca dari kelompok yang sama yang digunakan di Austria meninggal dunia.
Perempuan itu meninggal dunia karena gumpalan darah di tubuhnya yang terjadi diduga terjadi setelah divaksinasi, menurut otoritas kesehatan Denmark.
Tanggapan Denmark tersebut juga didorong oleh laporan "kemungkinan efek samping yang serius" dari negara-negara Eropa lainnya.
Sementara itu, Norwegia dan Islandia menyatakan penangguhan vaksinasi COVID-19 itu sebagai tindakan pencegahan.
Advertisement