Liputan6.com, Jakarta Pilihan melakukan perjalanan saat libur panjang, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, kita bisa kehilangan lebih dari 1.000 nyawa. Hal ini bisa terjadi dalam waktu sebulan.
Perhitungan di atas merupakan hasil data Satgas Nasional dari pengalaman libur panjang tahun 2020, yang berkaitan dengan kenaikan kematian akibat COVID-19. Bahwa usai libur panjang, terjadi kenaikan positif sekaligus beriringan dengan kematian yang naik.
Advertisement
"Implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang satu tahun ke belakang, yakni pada bulan-bulan tanpa libur panjang, jumlah orang yang meninggal akibat COVID19 adalah 50-900 orang, sedangkan di bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah orang yang meninggal meningkat tajam menjadi 1.000-2000 orang," papar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Perkembangan kematian akibat COVID-19 nasional menunjukkan, Maret-September 2020, kasus meninggal mengalami tren peningkatan. Kemudian sempat menurun pada Oktober dan November 2020. Namun, kasus kematian mengalami peningkatan hingga Januari 2021.
Tren peningkatan kasus kematian akibat COVID-19 dari sisi jumlah terlihat bervariasi setiap bulannya. Pada 4 bulan pertama (Maret-Juni 2020), angka kematian COVID-19 di Indonesia cenderung tajam peningkatannya, mencapai 70 persen.
"Masa-masa ini adalah masa saat Indonesia dihadapkan pada pandemi COVID-19 yang terjadi secara tiba-tiba dan tengah melakukan upaya percepatan penanganan semaksimal mungkin," terang Wiku.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kehilangan Lebih 1.000 Nyawa Akibat COVID-19 dalam Sebulan
Salah satu upaya Pemerintah menekan angka kematian COVID-19 pada 2020, yakni mulai penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selanjutnya, pada Juli menuju Agustus 2020, penambahan kematian COVID-19 sempat mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sayangnya, September 2020 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 46 persen atau 1.048 kematian.
"Ini dikontribusikan dari libur panjang tanggal 15-17 dan 20-23 Agustus 2020. Lalu Oktober dan November 2020, penambahan kematian cenderung menurun jumlahnya," jelas Wiku Adisasmito.
"Peningkatan tajam kembali terjadi pada Desember 2020 dan Januari 2021 seiring libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021. Kenaikan yang terjadi sejak November hingga Januari sebesar 4.252 kematian atau meningkat lebih dari 100 persen dari bulan Oktober 2020."
Dari data pengalaman libur panjang, lanjut Wiku, keputusan kolektif untuk tetap berlibur panjang saat pandemi adalah keputusan yang tidak bijak. Ini karena berdampak terhadap jumlah orang yang meninggal.
"Bayangkan dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1.000 nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur. Oleh karena itu, kita baru memulai tahun 2021, hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar membuat keputusan yang lebih bijaksana dan tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain," lanjutnya.
Advertisement