Pulihkan Ekonomi, Kementan Dorong Percepatan Ekspor Produk Pertanian

Kementan berupaya menata eksosistem logistik nasional atau National Logistik Ecosystem (NLE) untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Mar 2021, 20:55 WIB
Peluncuran ekspor hasil pertanian dari Jawa Timur ke 27 negara oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Instagram @erickthohir)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menata eksosistem logistik nasional atau National Logistik Ecosystem (NLE) untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Itu diimplementasikan melalui program pemberitahuan tunggal dan pemeriksaan bersama karantina-bea cukai atau Single Submission (SSm) and Joint Inspection Quarantine Custom.

Penerapannya telah diberlakukan secara wajib di empat pelabuhan besar nasional, termasuk Surabaya yang telah mampu mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian yang cukup signifikan.

"Program inisiatif ini sesuai instruksi presiden dan telah mampu memperbaiki proses bisnis dengan mengurangi kegiatan yang repetisi dan duplikasi, sehingga lebih cepat dan mampu meningkatkan daya saing," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/3/2021).

Ali Jamil menjelaskan, Jawa Timur merupakan salah satu pintu terbesar ekspor. Terminal Teluk Lamong yang belum lama diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini merupakan Green Port, menggunakan gas dan lainnya yang ramah lingkungan.

Secara nasional, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian telah melakukan fasilitasi sertifikasi ekspor terhadap 81,3 ribu ton komoditas pertanian dengan nilai mencapai Rp 1,264 triliun.

Dengan kontribusi terbesar asal subsektor perkebunan sebesar 78,9 persen dan diikuti masing-masing asal subsektor tanaman pangan, peternakan dan hortikultura.

Ali menyebutkan dari catatannya penerapan SSm dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. "Sejak November 2020 dari empat pelabuhan utama yang terintegrasi dengan LSNW mampu mengurangi waktu clearance mencapai antara 35-56 persen (0,6–2,1 hari)," jelasnya.

Menurut dia, penerapan ini dapat diperluas ke pelabuhan lainnya termasuk bandar udara, serta tidak hanya untuk dokumen Permohonan Impor Barang (PIB) saja, namun juga menjangkau dokumen lainnya.

Dengan memperluas jangkauan ke pelabuhan lainnya dapat memberikan jaminan bahwa komoditas pertanian atau pangan yang masuk ke wilayah Indonesia telah memenuhi aspek kesehatannya sebelum pengenaan fiskal oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pelapasan Ekspor

Peluncuran ekspor hasil pertanian dari Jawa Timur ke 27 negara oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Instagram @erickthohir)

Sebelumnya, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Mendag Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melepas bersama 34 produk pertanian asal Jawa Timur senilai Rp 140,03 miliar, dengan total volume 5,4 ribu ton dan 757 batang ke dua belas negara tujuan sekaligus.

Produk pertanian yang diekspor antara lain berupa sarang burung walet, pakan ternak, premik, cicak kering, lipan kering, kelapa bulat, cacao powder, cacao butter, kopi biji, dan cengkeh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya