Liputan6.com, Amman - Menteri kesehatan Yordania telah mengundurkan diri setelah enam orang meninggal karena kekurangan oksigen di bangsal rumah sakit yang merawat pasien COVID-19, lapor media pemerintah.
Mengutip BBC, Minggu (14/3/2021), kematian dilaporkan pada Sabtu 13 Maret 2021 pagi di fasilitas pemerintah baru di kota Salt, sekitar 14 mil (23 km) barat ibu kota, Amman.
Baca Juga
Advertisement
Perdana Menteri Bisher al-Khasawneh telah meminta Menteri Kesehatan Nathir Obeidat untuk mundur atas insiden tersebut. Polisi pun dikirim ke rumah sakit setelah puluhan kerabat muncul.
Insiden kekurangan oksigen, yang berlangsung sekitar satu jam, dilaporkan juga mempengaruhi unit perawatan intensif dan bersalin di fasilitas tersebut, meskipun tidak ada laporan kematian di bangsal tersebut.
Belum jelas mengapa terjadi kekurangan oksigen dan penyelidikan sedang dilakukan, kata Obeidat.
Menteri kesehatan sebelumnya mengatakan dia merasakan "tanggung jawab moral" atas apa yang telah terjadi.
Seorang dokter forensik di kementerian kesehatan Yordania, Dr Adnan Abbas, mengatakan kepada kantor berita Petra bahwa keenam pasien yang meninggal pada hari Sabtu sedang dirawat karena virus corona.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Insiden Kehabisan Oksigen
Seorang kerabat, Fares Kharabsha, mengatakan dia berada di dalam rumah sakit ketika insiden itu terjadi dan melihat staf membawa perangkat oksigen portabel ke pasien, kantor berita AP melaporkan.
"Mereka menyadarkan banyak orang yang pingsan, termasuk ayah dan ibu saya," katanya, menambahkan: "Saya melihat orang yang meninggal."
Raja Yordania Abdullah II telah mengunjungi rumah sakit tersebut sejak insiden tersebut, kantor berita Reuters melaporkan.
Negara itu sejauh ini telah melaporkan lebih dari 460.000 kasus COVID-19 dan 5.224 kematian terkait virus corona sejak dimulainya pandemi.
Yordania telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran virus dalam beberapa pekan terakhir karena kasus terus meningkat sejak akhir Januari.
Pembatasan termasuk jam malam di akhir pekan, yang melarang sholat di dalam masjid dan misa di gereja.
Negara yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu memulai program vaksinasi pada Januari lalu.
Advertisement