Liputan6.com, Jakarta - Pemberian air susu ibu (ASI) sangatlah penting bagi bayi, termasuk untuk menjaga asupan nutrisi di masa awal pertumbuhannya dan mencegah stunting. Namun seringkali masalah pada payudara menghalangi ibu untuk menyusui.
"Ibu-ibu muda banyak yang gagal menyusui. ASI eksklusif banyak yang gagal, alasannya ada saja," kata Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Advertisement
Dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (14/3/2021), dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu mengatakan bahwa beberapa masalah yang kerap dikeluhkan ibu menyusui adalah payudara yang bengkak atau nyeri.
"Itu kan mastitis sebetulnya," kata Hasto. Ia menambahkan, kondisi tersebut bisa terjadi karena ibu tidak menyusui sesuai dengan ketentuan.
"Ketentuan menyusui yang benar agar payudara tidak bengkak, itu minimal 8 sampai 10 kali. Sehingga setiap 3 jam disusui," kata mantan Bupati Kulon Progo itu.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Mencegah Payudara Terasa Nyeri
Hasto mengatakan, apabila bayi tidak mendapatkan asupan yang cukup atau kurang dari 8 kali ASI dalam sehari, maka dia bisa mengalami stunting meski sebelumnya dilahirkan dengan sehat. Sementara bagi yang sudah stunting sejak lahir, kondisinya bisa tidak terkoreksi.
Selain jumlah asupan, Hasto juga memberikan tips untuk mencegah payudara ibu tidak mengalami bengkak saat menyusui, yaitu dengan tidak menggunakan satu payudara untuk menyusui dalam waktu lama secara terus menerus.
"Kalau sekarang menyusui payudara kanan selama lima menit cukup, karena bayinya haus sekali, segeralah dipindah ke payudara sebelahnya. Lebih lama sedikitlah," kata Hasto.
"Sehingga payudara kanan dan kiri itu adil," katanya.
Hasto mengatakan, apabila "tidak adil" maka payudara berisiko mengalami bengkak. Hal ini karena apabila payudara digunakan sekitar enam jam, bagian tubuh tersebut dapat mengalami mastitis atau infeksi.
"Akhirnya ada alasan tidak menyusui karena nyeri," kata Hasto.
Baca Juga
Advertisement