Liputan6.com, Jakarta - Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun kembali melesat ke level tertinggi dalam setahun. Kenaikan imbal hasil obligasi seiring tanda optimisme kebangkitan ekonomi tetapi juga ada kekhawatiran inflasi seiring berlakunya paket stimulus AS senilai USD 1,9 triliun.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 10 basis poin menjadi 1,626 persen dan sempat mencapai 1,642 persen ke level tertinggi sejak Februari 2020. Imbal hasil obligasi AS bertenor 30 tahun naik 10 basis poin menjadi 2,388 persen.
"Menambah beban obligasi adalah pembaharuan dari Biden tentang waktu kembali normal. Presiden telah menguraikan jalan keluar dari pandemi yang akan mengembalikan AS kepada sejumlah kemiripan normal pada 4 Juli,” tulis Rates Strategist BMO Capital Markets, Ian Lyngen seperti dilansir dari CNBC, Minggu, (14/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, kurva imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun dan 10 mencapai level tertinggi 1,486 persen. Angka ini terluas sejak September 2015. Kurva imbal hasil treasury adalah perbedaan suku bunga antara berbagai obligasi yang jatuh tempo.
Ketika meningkat itu, dipandang sebagai tanda positif bagi perekonomian. Sementara itu, kurva yang mendatar dipandang sebagai peringatan untuk pelemahan ekonomi.
Pergerakan imbal hasil obligasi menekan bursa saham Amerika Serikat (AS) dengan indeks saham S&P 500 turun 0,3 persen. Indeks saham Nasdaq turun lebih dari satu persen di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Imbal Hasil Obligasi AS Naik Setelah Joe Biden Teken Paket Stimulus COVID-19
Imbal hasil obligasi AS naik setelah Biden teken paket stimulus COVID-19 senilai USD 1,9 triliun menjadi undang-undang (UU) pada Kamis sore. Dengan paket stimulus, masyarakat AS akan mendapatkan bantuan langsung tunai hingga USD 1.400.
Selain mengumumkan rencana menyediakan vaksin COVID-19 untuk semua warga berusia 18 tahun ke atas, Biden mengharapkan warga AS dapat berkumpul dalam kelompok kecil untuk merayakan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS juga didorong jumlah klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah. Tercatat klaim pengangguran hingga 6 Maret mencapai 712.000. Angka ini di bawah perkiraan 725.000.
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun telah meningkat pesat baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang kenaikan inflasi. Kenaikan ini juga diperparah oleh paket stimulus COVID-19 dan dibukanya kembali ekonomi dapat merangsang inflasi sehingga menyebabkan lonjakan harga.
Investor akan mengamati keputusan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve pada pekan depan tentang suku bunga dan komentar tentang sikap bank sentral terhadap kenaikan imbal hasil obligasi AS.
“Jika aksi jual pasar obligasi meningkat menjelang keputusan FOMC pada 17 Maret, the Fed mungkin akhirnya harus menahan pergerakan imbal hasil treasury,” ujar Analis Senior OANDA, Edward Moya.
Ia menutkran, the Fed jelas berpegang dengan skenario jika kondisi keuangan lebih ketat dan pasar tidak teratur akan memerlukan tindakan. “Jika imbal hasil tetap naik, mereka akan menjadi lebih vokal,” ujar dia.
Advertisement