Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan soal vaksin covid-19 buatan AstraZeneca yang membuat seseorang mengalami pembekuan darah. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang mempostingnya adalah akun bernama Ibrahim El Ibad. Dia mengunggahnya di Facebook pada Sabtu (13/3/2021).
Advertisement
Dalam postingannya terdapat gambar tangkapan layar berita berjudul "Warga Disuntik Vaksin Covid-19 AstraZeneca Alami Pembekuan Darah Serius" dan "Kasus Gumpalan Darah, Negara Eropa Setop Vaksin AstraZeneca."
Ia menambahkan narasi dalam postingan itu, "Ngeri-ngeri sedap sebenrnya vaksin"
Lalu bagaimana fakta sebenarnya terkait vaksin covid-19 buatan AstraZeneca bisa menyebabkan pembekuan darah?
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Satgas Covid-19: Vaksin AstraZeneca Tidak Terindikasi Menyebabkan Pembekuan Darah" yang tayang di Liputan6.com, Sabtu (13/3/2021).
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
"Hingga saat ini sesuai pernyataan European Medicine Agency (EMA) pada Kamis (11/3/2021) vaksin AstraZeneca dinyatakan aman.Berdasarkan fakta, lebih dari 10 juta vaksin AstraZaneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti risiko emboli paru atau trombosis vena dalam golongan usia, jenis kelamin dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakannya," ujar Wiku.
"Belum ada indikasi bahwa vaksin AstraZaneca menyebabkan pembekuan darah. Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping AstraZaneca," katanya menambahkan.
Selain itu juga terdapat artikel berjudul "Walau Izin Darurat BPOM Sudah Keluar, Vaksin AstraZeneca Belum Disuntikkan" yang tayang di Liputan6.com 13 Maret 2021.
Dalam artikel dijelaskan bahwa vaksin AstraZeneca belum disuntikkan kepada penerima vaksinasi di Indonesia.
"Sampai saat ini, vaksin AstraZeneca belum disuntikkan kepada target vaksinasi nasional. Penggunaan vaksin mengikuti proses alokasi yang akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," ujar Wiku.
"Adanya monitoring kemunculan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI dari pelaksanaan vaksinasi terus dilakukan fasilitas kesehatan pelaksana vaksinasi, yang diawasi terpusat oleh BPOM dan dianalisis lebih lanjut oleh Komnas KIPI," kata Wiku menambahkan.
Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i. Dokter sekaligus edukator dan Tim Penanganan Covid-19 itu menyebut belum ada bukti bahwa vaksin covid-19 buatan AstraZeneca bisa menyebabkan pembekuan darah.
"Sejauh ini di Inggris sudah disuntikkan 11 juta dosis vaksin AstraZeneca, dan memang ada 22 kasus dari tiga juta vaksin yang disuntikkan. Tapi ini masih sama frekuensi kejadian pada populasi umum yang tidak disuntik vaksin, jadi semuanya masih diinvestigasi," ujar dr. Fajri saat dihubungi Minggu (14/3/2021).
"Efek samping vaksin AstraZeneca sama dengan vaksin lain seperti nyeri, demam, dan efek samping ringan lainnya, belum terbukti ada efek samping berat. Yang jelas manfaat vaksin vaksin covid-19 buatan AstraZeneca lebih besar risiko, ini dinyatakan WHO dan EMA," ujarnya menambahkan.
Jurnal terkait hasil uji klinis vaksin AstraZeneca bisa dilihat di link ini, ini, ini dan ini...
Sumber:
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan AstraZeneca bisa menyebabkan pembekuan darah belum terbukti.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement