Hebat, Banyak Orang Indonesia Jadi Ahli Migas di Qatar

Sayangnya, orang Indonesia sedikit tertinggal dalam mejalankan bisnis di sektor nonmigas di Qatar.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata banyak orang Indonesia yang bekerja di sektor minyak dan gas (migas) di Qatar. Bahkan banyak di antara mereka yang ahli dalam mengoperasionalkan kilang migas dan memecahkan masalah terjadi di sektor tersebut.

"Sebenarnya kekuatan orang kita di sana (Qatar) ini skill dalam operasionalkan kilang LNG, skill dalam troubleshooting dan ahli memecahkan masalah di kilang, itu keunggulan kita," kata Profesional Ex Qatargas and Qatar Petrolium, Syarian Tampo Djamhur mengatakan dalam Webinar bertajuk Profesional/CEO Minang di Masa Dulu, Sekarang dan Masa Depan, Jakarta, Minggu (14/3/2021).

Sebagai negara dengan cadangan gas nomor 3 di dunia, persaingan di sektor ini terus meningkat. Jumlah kilang pun bertambah seiring berjalannya waktu. Hal tersebut juga tidak terlepas dari keahlian orang-orang Indonesia yang bekerja di sektor migas.

"Berkat kemampuan orang kita di kilang ini jadi banyak pabrik kilang tumbuh yang rekrut orang Indonesia. Ambil dari Cilegon, Surabaya, Batang dan sebagainya," kata Deputi Direktur PT Lumarco Delapan Abadi ini.

Seiring berjalannya waktu, pekerja di sektor migas ini pun bukan hanya dari Indonesia saja, tapi berbagai negara di dunia. Meski begitu, tidak sedikit orang-orang Indonesia yang memiliki jabatan di perusahaan migas di Qatar,

"Banyak posisi penting yang dipegang orang Indonesia di sana seperti supervisior, kepala bagian dan manager itu dipegang orang kita," kata Tampo.

"Bahkan ada orang awak ini yang jadi direktur Finansial di grup (perusahaan) di Qatar. Ini orang awak bana," ungkapnya.

Tak hanya itu, Indonesia juga dikenal sebagai pekerja yang sukarela dalam transfer ilmu kepada pekerja lokal. Sebab kebijakan transfer ilmu dari pekerja asing di Qatar sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

"Di luar, orang Indonesia ini terkenal jadi orang yang ikhlas ngajarin orang lain karena memang ini ada dalam kontrak kerjanya," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tertinggal di Bisnis

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Hanya saja dia menyayangkan, orang Indonesia sedikit tertinggal dalam mejalankan bisnis di sektor non migas. Sektor non migas di Qatar lebih banyak dikuasai orang Filipina. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan berbahasa asing orang Indonesia di Qatar.

"Kalau orang kita ini banyaknya di sektor oil dan gas tapi sektor lain agak jarang karan terkendala bahasa dan ini butuh kemampuan bahasa yang bagus," kata dia.

Untuk itu Tampo berpesan kepada generasi muda agar meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Selain bahasa, percaya diri juga perlu ditingkatkan. Sebab dua hal tersebut menjadi kunci utama bisa sukses untuk bekerja di luar negeri.

"Nah ini yang kita perlu ditingkatkan. Kemapuan bahasa Inggris ini perku ditingkatkan dan rasa percaya diri juga apalagi di luar negeri ini," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya