Kim Jong-un Masih Abaikan Joe Biden

Rezim Kim Jong-un di Korea Utara mengabaikan komunikasi dengan pemerintahan Joe Biden.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Mar 2021, 08:38 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berbicara selama pertemuan politbiro ke-13 dari Partai Buruh di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar yang dirilis Senin (8/6/2020). Dalam pertemuan itu, Kim Jong-un juga membahas proyek-proyek ekonomi termasuk industri kimia. (Photo by STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, kini masih belum berkomunikasi dengan Amerika Serikat. Pihak Korut masih tidak merespons permintaan komunikasi dengan Presiden Joe Biden.

Pihak AS telah berusaha menghubungi pemerintah Korut sejak Februari lalu, namun tidak ada respons. Media Korut juga belum mengakui Joe Biden sebagai presiden AS.

Menurut laporan BBC, Senin (15/3/2021), pemerintahan Biden juga sudah mencoba berkomunikasi lewat perwakilan Korut di PBB.

Mantan Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong-un sempat bertemu tiga kali untuk membahas nuklir, namun Korut masih enggan mengikuti proposal AS. Trump menjadi presiden AS pertama dalam sejarah yang menginjakan kaki di Korut.

Presiden Biden pernah menyebut Kim Jong-un sebagai "preman" dan ingin Korut melucuti nuklir mereka sebelum melepaskan sanksi ekonomi AS dan PBB.

Rencananya, Joe Biden akan mengumumkan peninjauan kebijakan terhadap Korut pada April 2021.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Gelar Presiden untuk Kim Jong-un

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) dan istrinya Ri Sol-ju menonton pertunjukan saat perayaan ulang tahun kelahiran Kim Jong-il di Teater Seni Mansudae, Pyongyang, Korea Utara, Selasa (16/2/2021). Sosok Ri membetot perhatian dunia ketika dia muncul pertama kali pada 2012. (STR/AFP/KCNA VIA KNS)

Sebelumnya dilaporkan, PBB memanggil pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dengan sebutan presiden. Permintaan itu berasal dari pemerintah Korut. 

Sebelumnya, Kim Jong-un selalu dipanggil "chairman" di Korut. Gelar "presiden" hanya dipakai untuk Kim Il-sung, pendiri Korut dan kakek dari Kim Jong-un. 

Menurut laporan Yonhap, seorang sumber anonim dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) berkata bahwa pemilihan gelar presiden dianggap lebih wajar di level internasional.

Dokumen PBB juga sudah mulai memanggil pemimpin Korut sebagai Presiden Kim Jong-un.

"Sejauh yang kami ketahui, perubahan seperti itu mungkin dilakukan atas permintaan negara anggota," ucap pejabat dari Kementerian Unifikasi.

 


Ingin Diterima Dunia

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) dan istrinya Ri Sol Ju menonton pertunjukan di Pyongyang, Selasa (16/2/2021). Ri terakhir terlihat di media massa pada 26 Januari 2020, saat mendampingi Kim menyaksikan pagelaran seni memperingati Hari Raya Imlek sehari sebelumnya. (STR/AFP/KCNA VIA KNS)

Pandangan lain menyebut penggunaan "presiden" sesuai dengan usaha-usaha Korea Utara agar tampil sebagai "negara normal" di dunia internasional.

Ada juga yang menyebut perubahan ini untuk membedakan stasus Presiden Kim sebagai kepala negara dan sekretaris jenderal Partai Pekerja yang lebih fokus pada kepartaian.

Bulan lalu, Korut juga mengganti nama Kementerian Angkatan Bersenjata Rakyat menjadi Kementerian Pertahanan.

Langkah tersebut juga dianggap sebagai cara agar Korut dipandang sebagai "negara normal."

Nama formal Korut adalah Republik Rakyat Demokratik Korea, meski demikian Korut adalah negara totalitarian di bawah kekuasaan satu partai dan satu keluarga, yakni dinasti Kim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya