Liputan6.com, Jakarta - Ngopi sambil dengarkan musik bisa menjadi momen me time sederhana tetapi berharga. Memanfaatkan perayaan Hari Musik Nasional, Janji Jiwa menghadirkan kampanye bertajuk Kopi, Musik Cerita Jiwa pada 9 Maret 2021.
Dalam kampanye itu, pelanggan bisa mendapatkan rekomendasi daftar lagu khusus yang sesuai dengan suasana hati dan jenis kopi favorit mereka lewat microsite. Mereka bisa mengaksesnya melalui kode QR yang tertera di limited edition cup sleeve.
Baca Juga
Advertisement
JOOX mengkurasi aneka playlist yang didominasi karya musisi Indonesia bersama sembilan figur publik dari industri musik dan hiburan yang populer di kalangan milenial dan Gen-Z, seperti Petrus Mahendra, Julian Jacobs, dan Nazla Alifa. Misalnya, mereka yang sedang merasa sendu karena patah hati, akan mendapatkan rekomendasi playlist racikan Petrus Mahendra berjudul "Cerita Patah Hati" yang paling enak diseruput bersama 'Cookies 'n Cream Oreo' racikan barista Janji Jiwa di setiap jilid/outlet.
"Janji Jiwa dan JOOX memiliki komitmen yang sejalan, yaitu mendukung produk lokal. Bertepatan dengan perayaan Hari Musik Nasional ini, kami ingin sama-sama membawa eksposur yang lebih besar terhadap kopi lokal dan musik lokal kepada anak muda," ujar Manager Marketing Communication Jiwa Group, Ni Made Gracia, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Selain merekomendasi daftar lagu sesuai suasana hati, Joox juga menyiapkan paket langganan musik VIP gratis untuk setiap pembelian kopi secara walk-in atau dine-in di setiap outlet kedai kopi itu. Head of Marketing Joox Indonesia, Yuanita Agata berharap kolaborasi tersebut bisa bermanfaat untuk lebih banyak pihak, terutama anak-anak muda.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kopi dan Persepsi
Dalam Kongres Internasional Ketiga tentang Kakao, Kopi, dan Teh yang berlangsung di Aveiro, Portugal, pada Juni 2015, sejumlah ilmuwan menjabarkan keterkaitan kopi dengan persepsi seseorang. Dalam sebuah presentasi, Peter Giuliano, Direktur Simposium SCAA, AS, mengungkapkan bahwa peran seorang cupper, yakni orang yang mengetes kopi, sangat penting dalam memengaruhi persepsi publik.
"Pemilihan bahasa sangat penting," kata dia. "Ketika Anda mendeskripsikan sesuatu dengan kata 'kuat', 'intens', 'manis', 'cerah', 'pahit', kata-kata itu sangat berbobot. Ketika diucapkan, mereka bisa memengaruhi cara orang memandang kopi," kata Giuliani, dikutip dari laman beveragedaily.com, Senin (15/3/2021).
Italia disebut sebagai negara yang mendominasi cara mengekspresikan kopi. Siapa yang sekarang tidak mengenal istilah kopi populer, seperti espresso dan cappucino.
"Contoh lain dari penjajahan bahasa global oleh bahasa Italia adalah musik, andante, pianissimo, fortissimo," imbuh Koushik Adhikari dari University of Georgia, AS.
Advertisement