Masih Ada yang Percaya COVID-19 Rekayasa, Doni Monardo: Kita Tidak Boleh Lelah Ingatkan Mereka

Ada 17 persen warga yang percaya COVID-19 itu rekayasa, Doni Monardo tegaskan kita tidak boleh lelah mengingatkan mereka.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Mar 2021, 16:30 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo saat Penutupan Rakornas Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/3/2021). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta Masih ada 17 persen warga yang percaya COVID-19 rekayasa. Terkait hal itu Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan tidak boleh lelah mengingatkan bahwa COVID-19 berbahaya dan menyumbang kematian tinggi secara global.

"Walaupun ada masyarakat yang masih tidak percaya COVID-19. (Mengatakan) COVID-19 itu rekayasa, COVID-19 adalah konspirasi, maka kita tidak boleh lelah untuk selalu mengingatkan mereka," tegas Doni saat Rapat Koordinasi Satgas Nasional pada Minggu, 14 Maret 2021.

Doni mengatakan bahwa data menunjukkan penyakit infeksi virus ini menyebabkan angka kematian. Jutaan jiwa meninggal karena virus SARS-CoV-2.

"COVID-19 itu berbahaya dan menyumbang angka kematian tinggi di dunia. Sudah lebih dari 2,6 juta jiwa meninggal akibat COVID-19. Angka kematian nasional kita saja lebih dari 38.000 orang meninggal. Ini fakta yang tidak bisa diabaikan. Ini sesuatu nyata yang telah kita hadapi."

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Doni mempertanyakan, apa alasan sebagian warga masih tidak memercayai COVID-19. Padahal, banyak dokter dan tenaga kesehatan lain gugur akibat COVID-19.

"Apa lagi alasannya untuk tidak percaya dengan COVID-19? Saya kebetulan salah satu penyintas. Saya bisa merasakan betapa ganasnya COVID-19 ini," katanya di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (9/3/2021).

Kita harus berhati-hati agar tidak menularkan virus Corona kepada kelompok rentan, seperti lansia dan orang yang memiliki komorbid. Data Satgas Nasional, 85 persen orang yang meninggal akibat COVID-19 adalah mereka yang memiliki penyakit komorbid.

"Begitu menyerang mereka yang lansia dan punya komorbid, risikonya sangat fatal. Terlebih lagi jika terlambat dibawa ke rumah sakit," ucap Doni Monardo.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Disiplin dan Kompak Lawan COVID-19

Polisi mengingatkan jaga jarak saat calon penumpang mengntre untuk rapid test antigen di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (22/12/2020). Calon penumpang mengaku rata-rata antre hingga tiga jam untuk mendapatkan layanan rapid test antigen. (merdeka.com/Arie Basuki)

Untuk melawan COVID-19 semuanya harus disiplin dan kompak. Peran pemerintah daerah, bahkan hingga kepala desa dan lurah dapat mendukung masyarakat memahami COVID-19 sekaligus mematuhi protokol kesehatan.

"Diperlukan disiplin dan harus kompak. Saya senang kepala desa dan lurah menggalakkan kekuatan untuk mengajak masyarakat bersedia menaati keinginan (kebijakan) pemerintah juga imbauan yang disampaikan pakar kesehatan masyarakat, epidemiologi dokter. Tolong ini dijaga," lanjutnya.

Upaya menangani COVID-19, Pemerintah sudah semaksimal mungkin menyelenggarakan program vaksinasi COVID-19, 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak), dan 3T (testing, tracing, treatment).

"Tolong juga disampaikan (kepada kepala desa dan lurah), program vaksinasi ini didukung supaya sukses, terutama mereka yang punya risiko tinggi, yaitu kelompok rentan, lansia, dokter, dan yang punya komorbid," tambah Doni.

"Mereka perlu mendapatkan prioritas, kecuali komorbid tertentu yang rata-rata hipertensi. Apabila tensi di atas 180/110 MmHg, maka tidak dibolehkan sementara divaksin, sampai (tensi) di bawah 180/110 MmHg."


Infografis 3 Paket Ampuh Lawan Covid-19

Infografis 3 Paket Ampuh Lawan Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya