Pertama Kali, Hamas Tunjuk Perempuan Gaza Terlibat dalam Biro Politik

Untuk pertama kalinya, Hamas memilih perempuan Gaza untuk biro politiknya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Mar 2021, 14:31 WIB
Suasana jalan utama yang kosong selama lockdown untuk menahan pandemi virus corona COVID-19 di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (18/12/2020). Diketahui kasus COVID-19 melonjak lebih dari tiga kali lipat dalam sebulan terakhir di Jalur Gaza. (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Gaza- Kelompok Hamas telah memilih seorang perempuan dalam posisi di biro politiknya untuk pertama kalinya.

Dilansir AFP, Senin (15/3/2021) Hamas sebelumnya mengumumkan terpilihnya kembali Yahya Sinwar sebagai kepala sayap politiknya di Gaza pada 10 Maret 2021.

Kemudian pada Minggu (14/3) Hamas mengungkapkan identitas 20 anggota biro politiknya setelah pemungutan suara internal menjelang pemilihan legislatif pada 22 Mei dan pemilihan presiden pada 31 Juli mendatang- akan menjadi pemilihan Palestina pertama dalam 15 tahun terakhir.

Dan di antara 20 anggota tersebut ada dua orang perempuan, yaitu Jamila Al-Shantee dan Fatima Shurab. 

Siaran pers Hamas menyebutkan, Shantee menjadi "perempuan pertama yang dipilih" untuk biro politik.

"Hamas ingin mengirim sinyal positif kepada komunitas internasional dan seluruh kawasan dengan mengubah citranya dan menunjukkan bahwa ia terbuka dan perempuan terwakili," kata Adnan Abou Amer, profesor politik dan media di Universitas Islam Gaza.

Saksikan Video Berikut Ini:


Pemilihan Internal

Warga Palestina bergaya seperti karakter dari film "Avatar" mengibarkan bendera selama protes menuntut hak untuk kembali ke kampung halaman mereka di perbatasan Israel-Gaza, Timur Khan Yunis di Gaza selatan Strip, (4/5). (AFP Photo/Said Khatib)

Hamas juga akan mengadakan pemilihan internal untuk ketua umumnya, dalam beberapa bulan mendatang, dengan petahana yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh - diperkirakan akan mencalonkan diri menyaingi wakilnya Jamal al-Aruri dan mantan kepala Hamas, Khaled Meshal.

Diketahui bahwa gerakan Palestina tersebut telah berperang tiga kali dengan Israel sejak 2008.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah membuka penyelidikan yang akan melihat dugaan kejahatan perang yang mungkin dilakukan oleh Israel dan Hamas selama konflik tahun 2014 lalu.


Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya