Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian menjelaskan, Indonesia masih harus melakukan impor terhadap beberapa komoditas panganmulai dari kedelai hingga gula.
Impor pangan ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan komoditas dalam negeri, apalagi bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri akan segera datang.
Advertisement
"Untuk sebagian komoditas seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula memang masih membutuhkan impor," ujar Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (15/3/2021).
Momon membeberkan, hingga Mei 2021, Indonesia masih harus mengimpor kedelai sebanyak 1 juta ton. Untuk bawang putih, besarannya mencapai 257 ribu ton. Lalu daging sapi/kerbau 145 ribu ton dan gula pasir 646 ribu ton.
Untuk gula pasir, terdapat kebutuhan terhadap gula rafinasi sekitar 3 juta ton (raw sugar). Momon mengatakan, total kebutuhan gula hingga Mei nanti mencapai hampir 6 juta ton.
"Kita baru memenuhi 2,1 jutanya (produksi gula konsumsi dan rafinasi dalam negeri hingga Mei 2021)," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Impor Daging
Lanjut Momon, impor daging sapi/kerbau sendiri sebenarnya belum mencukupi kebutuhan hingga Mei mendatang karena masih akan defisit.
"Khusus daging sapi, walau sudah impor, neraca sampai akhir Mei diperkirakan masih defisit sekitar 14 ribu ton," jelasnya.
Sementara untuk komoditas lain mengalami surplus, seperti jagung sebesar 3,4 juta ton, bawang merah 28 ribu ton, cabai besar 64 ribu ton, cabai rawit 56 ribu ton, daging ayam ras 202 ribu ton, telur ayam ras 73 ribu ton serta minyak goreng 475 ribu ton.
Advertisement