Liputan6.com, New York City- Kota New York yang mencatat kematian akibat Virus Corona tertinggi di Amerika Serikat, memberikan penghormatan yang emosional pada para pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Acara penghormatan yang digelar pada Minggu 14 Maret waktu setempat kepada 30.258 kematian di New York, terjadi setelah satu tahun berlalu dimulainya pandemi di AS.
"Ada banyak warga New York yang berduka selain Perang Dunia II, Vietnam, Badai Sandy dan 9/11 yang disatukan. Setiap keluarga tersentuh dalam beberapa cara, dan bagi begitu banyak keluarga yang bersedih, serta rasa sakit yang sulit dibayangkan," kata Wali Kota New York, Bill de Blasio, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/3/2021).
Advertisement
Wali Kota dari Partai Demokrat itu juga menggembar-gemborkan "pahlawan petugas kesehatan" yang "menyelamatkan nyawa", yang terkadang diusahan dengan biaya mereka sendiri.
Namun, de Blasio juga meminta warga New York untuk mengingat saat-saat indah.
"Apa pun yang terjadi, tidak ada yang bisa menghilangkan tarian yang telah Anda lakukan," ujarnya, yang berbicara dalam bahasa Spanyol dengan mengutip penulis Kolombia Gabriel Garcia Marquez, di kota di mana sepertiga imigran berasal dari negara Amerika Latin.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Penghormatan di Jembatan Ikonik
Upacara penghormatan yang digelar secara virtual itu pun dimulai dengan pertunjukan singkat oleh New York Philharmonic - di depan lilin yang menyala di Jembatan Brooklyn yang ikonik pada malam yang dingin dan berangin.
Foto hitam putih besar yang menunjukkan para korban pun ditampilkan di jembatan tersebut.
Adapun sejumlah pidato yang disampaikan oleh para pemuka agama, termasuk seorang penyair muda dan pertunjukan oleh Hezekiah Walker, pendeta dari Gereja Tabernakel Love Fellowship dan Paduan Suara The Love Fellowship.
Advertisement