Liputan6.com, Jakarta - Penerapan protokol kesehatan selama pandemi berlangsung sudah melemahkan beberapa sektor kegiatan masyarakat, termasuk didalamnya lokakarya seni para penyandang disabilitas. Dilansir dari CBC, pandemi COVID-19 membuat Koneksi Kreatif Saint John merasakan pembatasan yang mengurangi kinerja mereka.
Sebelum pandemi melanda, koneksi kreatif yang terletak di wilayah bisnis kecil Jalan Pangeran William ini selalu memajang karya mereka di etalase galeri untuk menarik perhatian orang yang lalu lalang. Memamerkan lukisan dan gambar dengan sentuhan warna cerah, juga menyapa orang setiap hari. Terkadang mereka membujuk orang yang lalu lalang untuk masuk galeri.
Advertisement
Namun, pandemi membuat koneksi kreatif ini ditutup pada Maret setahun yang lalu. Para seniman, yang terdiri dari dengan disabilitas mental berhenti melakukan kegiatan harian itu.
“Orang-orang merasa kesepian,” ujar Grey Gillies Mott, anggota galeri Koneksi Kreatif Saint John sejak lima tahun lalu, yang juga bekerja dengan komunitas penyedia rumah hunian bagi para penyandang disabilitas mental, L'Arche.
Protokol kesehatan yang selalu berubah sulit untuk diprediksi. Meski galeri dapat dibuka kembali dimasa new normal, tetapi mereka harus memiliki dua lokasi untuk menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak fisik.
Gilles mengatakan, biaya operasi organisasi nirlaba ini sebagian besar diperoleh dari penjualan karya seni. Kondisi pandemi yang mengharuskan galeri tutup, menjadi penyebab mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.
Hingga akhirnya, Koneksi Kreatif Saint John membuat kampanye penggalangan dana melalui organisasi induknya, L'Arche Saint John.
Penulis: Rissa Sugiarti
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement