BPOM: Izin Darurat Vaksin COVID-19 Sputnik V dan Novavax Sedang Dievaluasi

BPOM mengungkapkan bahwa ada empat vaksin COVID-19 lain yang saat ini sedang dalam tahap evaluasi untuk digunakan di Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mar 2021, 18:00 WIB
Foto yang diabadikan pada 15 September 2020 ini menunjukkan vaksin COVID-19 bernama "Sputnik V" milik Rusia dalam uji klinis tahap tiga di Moskow, Rusia. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 Sputnik V dan Novavax tengah dikaji untuk mendapatkan persetujuan penggunaan darurat di Indonesia.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Senin (15/3/2021), Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan bahwa mereka sedang melakukan proses evaluasi terhadap empat vaksin corona.

Sejauh ini, BPOM telah mengeluarkan tiga Emergency Use Authorization (EUA) untuk tiga vaksin COVID-19, yaitu dari CoronaVac dari Sinovac, Vaksin Bio Farma dengan bulk dari Sinovac, dan vaksin AstraZeneca/SK-Bio Korea.

"Ketiga vaksin COVID ini diberlakukan persyaratan yang sama untuk data uji pre-klinis dan data uji klinis," kata Penny, seperti dikutip dari siaran di Youtube DPR RI.

Penny mengungkapkan, beberapa vaksin COVID-19 yang sedang dalam proses evaluasi di BPOM yaitu vaksin AstraZeneca produksi IDT Biologika Germany yang diproduksi di Thailand, vaksin Sinopharm, Sputnik V produksi Generium Rusia, dan Covovax produksi SII India/Novavax.

"Untuk keempat vaksin ini diberlakukan persyaratan yang sama untuk data pre-klinis, klinis, dan mutu, termasuk di dalamnya persyaratan pemenuhan GLP (Good Laboratory Practice), GCP (Good Clinical Practice), dan GMP (Good Manufacturing Practice)," kata Penny.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Tingkatkan Laju Vaksinasi

Seorang jurnalis bersiap menerima suntikan vaksin COVID-19 di Hall A Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Kamis (25/2/2021). Sekitar 5.500 jurnalis yang akan mendapatkan vaksin COVID-19 selama tiga hari pelaksanaan vaksinasi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa ketersediaan vaksin menjadi masalah dalam proses vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Budi menjelaskan, pada Januari hingga Februari, vaksin COVID-19 yang tersedia hanya ada 10 juta dosis, sehingga tidak mungkin diberikan sebanyak 1 juta dalam sehari.

Dia menambahkan, pada Maret dan April, terdapat 30 juta dosis vaksin Corona yang tersedia untuk dua bulan. Menkes mengatakan target penyuntikan pun dinaikkan hingga 100 sampai 500 ribu orang dalam sehari.

"Sekarang kita sudah di sekitar 300 ribu per hari," kata Budi.

Pada Mei hingga Juni, akan ada setidaknya 50 juta dosis vaksin COVID-19 tersedia di Indonesia dalam dua bulan. Budi mengatakan di waktu ini target penyuntikan ditingkatkan hingga 500 ribu sampai 1 juta suntikan dalam sehari.

"Beratnya itu di Juli sampai Desember. Karena 75 persen dari vaksin kita baru akan datang di Juli dan Desember, sehingga kita perlu meningkatkan kapasitas vaksinasi," ujarnya.

Maka dari itu, pada April 2021, Budi mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi akan diatur agar dapat mencapai angka 500 ribu suntikan dalam sehari.


INFOGRAFIS: Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

INFOGRAFIS: Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia (Liputan6.com / Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya