Liputan6.com, Jakarta- Penyebaran Covid-19 yang sudah beralngsung selama setahun diiringi dengan derasnya informasi salah (Infodemi) tentang penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut. Kondisi ini dapat menyesatkan pihak yang mudah mempercayainya tanpa melakukan verifikasi.
Kemunculan informasi salah di tengah pandemi Covid-19 juga dapat menimbulkan kekhawatiran dan menimbulkan kerugian, dilansir dari covid19misinfo.org berikut tujuh informasi salah tentang Covid-19:
Advertisement
1. Mempromosikan Tes dan Penyembuhan Palsu
Ini termasuk tes Covid-19 tanpa izin, pengobatan rumahan dan obat-obatan alami sebagai obat untuk memncegah tertular virus. Mulai dari minum banyak air, minum kokain, hingga minum pemutih.
2. Spekulasi tentang Asal Covid-19
Mengklaim bahwa virus adalah hasil kerja laboratorium pemerintah. Tema ini mencakup klaim bahwa ilmuwan China, Kanada, atau AS menciptakan virus Covid-19 di laboratorium dan teknologi 5G menyebabkan penyakit tersebut.
3. Spekulasi dan Penghapusan Keparahan Virus
Ini terdiri dari informasi yang tidak terbukti tentang virus, misalnya, tentang bagaimana cuaca yang lebih hangat akan membunuh virus, klaim yang tidak terbukti yang disebarkan oleh berbagai sumber termasuk mantan Presiden AS Donald Trump.
4. Menipu dan Memainkan Ketakutan Orang
Para penipu menyiapkan situs yang menyamar sebagai entitas pemerintah dan menggunakan media sosial untuk mengarahkan orang yang tidak menaruh curiga ke situs web ini, dengan harapan bisa mencuri informasi pribadi orang atau menginfeksi perangkat mereka seperti ponsel cerdas atau komputer.
5. Mengganggu Merek
Beberapa unggahan klaim palsu terkait bisnis, seperti klaim bahwa penjualan bir Corona telah turun tajam karena takut akan virus corona, atau yang diduga virus corona baru ditularkan melalui Coca Cola
6. Rumor tentang Selebritas
Ada juga berbagai laporan palsu tentang selebritas, pejabat terpilih, atau orang berpengaruh lainnya yang tertular virus atau bahkan meninggal karena itu, seperti klaim baru-baru ini tentang kematian Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
7. Tuduhan Rasis
Tuduhan palsu terhadap orang-orang dari agama atau etnis tertentu dengan sengaja menyebarkan virus, seperti klaim palsu bahwa Muslim di India menjilati piring dan sendok untuk menyebarkan Covid-19 atau bahwa Pecinan di seluruh dunia adalah wadah untuk virus tersebut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement