3 Strategi PLN untuk Tingkatkan Pelayanan

PLN juga harus bisa memastikan kualitas listrik yang diberikan maksimal. Jangan sampai ada pelanggan yang mengeluhkan listrik yang naik turun.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2021, 20:40 WIB
Pekerja memperbaiki kabel listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, di Kabupaten Tangerang, Rabu (29/4/2020). PLN (Persero) memutuskan untuk menunda sejumlah proyek listrik meski berpotensi mengganggu jalannya program 35.000 MW. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Komisaris Utama PT PLN (Persero), Amien Sunaryadi meminta kepada seluruh karyawan PLN termasuk anak usaha untuk bisa melayani dan menjual produk ke pelanggan. Hal ini mengingat pelanggan PLN yang jumlahnya mencapai puluhan juta. 

Amien menjelaskan, saat ini tercatat ada 79 juta pelanggan PLN yang 60 juta di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga. Sementara, jumlah karyawan PLN mencapai 44 ribu pegawai PLN dan 9 ribu tenaga kerja PKWT.

"Pelanggan kita ini ada 79 juta. Ini kan banyak sekali. PLN ini perusahaan terbesar dari sisi konsumennya," ungkap Amien dalam Employee Gathering, Peduli dan Lindungi Konsumen: Penuhi Hak Konsumen dengan Digitalisasi Layanan, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Amien menyebut ada tiga hal yang perlu dilakukan PLN untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yakni penyaluran (delivery), kualitas (quality) dan harga (price).

Dalam hal penyaluran tenaga listrik, PLN harus memastikan listrik yang diterima pelanggan 24 jam. Jangan sampai ada keluhan dari pelanggan yang hanya menerima listrik pada jam tertentu saja.

"Mungkin ada pelanggan yang bilang 'masa cuma nyala siang atau masa cuma malam saja'. Ini artinya listrik belum 24 jam. Ini penting," kata Amien.

Pada aspek kualitas, PLN juga harus bisa memastikan kualitas listrik yang diberikan maksimal. Jangan sampai ada pelanggan yang mengeluhkan listrik yang naik turun karena tegangannya tidak kuat atau listrik mati saat ada petir atau hujan.

"Kalau ini terjadi nanti pelanggan protes karena takut peralatan elektronik mereka rusak. Kalau rusak diganti PLN enggak?" katanya.

Dari sisi tarif, biasanya pelanggan ingin tagihan listriknya tidak terlalu mahal. Artinya tarif listrik per kwh tidak boleh terlalu tinggi. Padahal penentuan tarif bukan dilakukan perusahaan melainkan pemerintah.

Dalam hal ini, PLN memang tidak bisa megambil sikap. Tetapi tidak berarti tak ada yang bisa dilakukan PLN. Untuk itu PLN harus bisa memberikan informasi seputar tagihan listrik dan dan jumlah kwh yang dipakai pelanggan tiap bulannya. Bila perlu PLN harus bisa menyediakan layanan data tersebut untuk jangka waktu tertentu, agar pelanggan bisa melakukan pembandingan penggunaan tenaga listriknya.

"Data penggunaan listrik kwh harus tersedia juga, tagihannya berapa ini harus tersedia anytime anywhere. Biar mereka puas dari sisi price ini," kata dia.

 


Info Pemadaman

Pekerja memperbaiki kabel listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, di Kabupaten Tangerang, Rabu (29/4/2020). PLN (Persero) memutuskan untuk menunda sejumlah proyek listrik khususnya yang belum memiliki pendanaan demi penyelamatan operasional. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

PLN juga harus memberikan informasi kepada para pelanggan bila akan ada pemadaman yang dijadwalkan untuk perawatan atau pindah jaringan. Ini menjadi sangat penting bagi pelanggan untuk melakukan antisipasi.

"Kalau akan ada pemadaman karea pemelihataa ini harus ada pemberitahuan. Matinya jam berapa sampai jam berapa," katanya.

Tiga hal tersebut yang menjadi fokus utama pelanggan dan telah dijawab dengan adanya aplikasi New PLN Mobile. Untuk itu, dia menyarankan insan PLN untuk gencar mensosialisasikan aplikasi ini agar mendapatkan pelayanan terbaik dari PLN.

"Makanya PLN mobile ini sangat bagus suapaya konsumen puas dan ini akan ada tantangan berikutnya," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya