Liputan6.com, Madrid - Spanyol akan berhenti menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca setidaknya selama dua minggu, kata pemerintah pada Senin 15 Maret. Spanyol bergabung dengan daftar negara-negara Eropa yang terus berkembang karena kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping.
Sebelumnya Prancis, Jerman dan Italia bergabung dengan Denmark, Norwegia dan beberapa lainnya dalam menghentikan penggunaan obat tersebut setelah laporan pembekuan darah pada beberapa pasien yang telah menerima vaksin. Demikian seperti melansir Channel News Asia, Selasa (16/3/2021).
Advertisement
"Kami mengambil keputusan ini hari ini demi kehati-hatian," kata Menteri Kesehatan Carolina Dias dalam konferensi pers.
Dia merujuk pada "kasus yang jarang terjadi yang sangat sedikit tetapi sangat signifikan dan telah mendorong Spanyol untuk bergabung dengan negara lain yang telah memilih penangguhan pencegahan ini."
Ilmuwan terkemuka Organisasi Kesehatan Dunia atau WHI menegaskan, tidak ada kematian yang terdokumentasi terkait dengan vaksin COVID-19.
WHO mengimbau negara-negara untuk tidak menghentikan vaksinasi terhadap penyakit yang telah menyebabkan lebih dari 2,7 juta kematian di seluruh dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tangguhkan Vaksin
Pekan lalu, Darias mengatakan pemerintahannya sedang memantau situasi tetapi hanya mendeteksi efek samping ringan seperti sakit kepala, pusing dan masalah usus.
Namun demikian, beberapa wilayah Spanyol memutuskan untuk berhenti menggunakan vaksin tersebut sampai lebih banyak informasi tersedia.
Regulator obat-obatan EMA Eropa mengatakan akan bertemu pada Kamis (18/3) untuk menganalisis situasi dan menegaskan kembali pandangannya bahwa manfaat obat lebih besar daripada risikonya.
Spanyol telah memberikan sekitar 6,7 juta dosis vaksin, sekitar 930.000 dibuat oleh AstraZeneca.
Pihak berwenang meluncurkan vaksin untuk pekerja kunci dan orang tua, setelah menginokulasi kelompok prioritas utama penghuni dan staf panti jompo.
Tanda-tanda awal menunjukkan kampanye vaksinasi sudah membantu memperlambat penularan, kata pejabat kesehatan, dan tingkat infeksi negara itu selama dua minggu terakhir dari 129 kasus per 100.000 orang adalah yang terendah sejak Agustus.
Sebanyak 11.358 kasus dilaporkan sejak Jumat, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 3,19 juta, sementara jumlah kematian naik 166 menjadi 72.424.
Advertisement