Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bank turut menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, mulai dari bank besar hingga bank-bank mini yang memiliki modal Rp 1 triliun-Rp 5 triliun. Tak cukup hanya digitalisasi, bank-bank kini mulai melirik prospek bank digital.
Dari sisi regulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cepat merespons hal ini dengan ketentuan pembentukan bank digital baru harus memenuhi modal inti senilai Rp 10 triliun. Sementara untuk bank lama yang bertransformasi menjadi digital diizinkan untuk modal minimal sebesar Rp 3 triliun.
Hal ini mendapat respons positif dari analis pasar modal. Lantaran masyarakat kini memang sulit dipisahkan dari teknologi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Pada prinsipnya, segala sesuatu yang sudah dimodifikasi secara digital akan memudahkan penggunanya. Dalam hal ini, pengguna adalah nasabah yang akan lebih mudah dalam melakukan transaksi perbankan.
“Secara keseluruhan prospek bank digital bagus ke depannya karena memudahkan proses peminjaman,” ujar Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas kepada Liputan6.com, seperti dikutip Selasa (16/3/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham yang Dapat Dicermati
Dalam kesempatan berbeda, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan hal serupa. Ia menilai sektor ini masih cukup potensial untuk dilirik investor.
"Prospek bank digital akan cukup cerah di era digitalisasi yang lebih cepat saat ini. Institusi keuangan dituntut untuk bisa melayani kebutuhan nasabah tanpa harus pergi ke bank dengan hanya mengakses melalui genggaman,” kata dia.
Di sisi lain, ketentuan modal minimum yang terbilang kecil, juga menjadi salah satu pendorong bank digital akan cukup berprospek. “Secara jangka pendek dapat memanfaatkan momentum dari optimisme investor,” imbuh Lanjar.
Lanjar memilih tiga emiten bank mini yang bisa dicermati, yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (ARGO), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).
Advertisement