WHO: Lanjutkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara-negara untuk tidak menghentikan vaksinasi COVID-19

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Mar 2021, 11:00 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara-negara untuk tidak menghentikan pemberian vaksin COVID-19 karena beberapa negara anggota utama Uni Eropa (UE) menghentikan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca.

Pakar keamanan vaksin WHO melakukan pertemuan pada hari ini (16/03/2021) untuk membahas terkait kasus insiden pembekuan darah di Eropa yang bertepatan setelah populasi disuntik vaksin AstraZeneca. Pada hari yang sama dilakukan pertemuan European Medicines Agency (EMA) juga untuk membahas hal tersebut dan akan menarik kesimpulan pada hari Kamis (18/03/2021) dengan mengatakan vaksin harus terus digunakan.

Masalah ini semakin berkembang karena semakin banyak negara bagian yang menghentikan penggunaan vaksin tersebut. Padahal para ahli sudah mengatakan kasusnya tidak sampai setengah populasi umum.

Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.

"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa ini, temuan dan perubahan yang tidak mungkin terjadi pada rekomendasi saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," katanya, seperti dikutip BBC.

"Sampai hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin dan penting agar kampanye vaksinasi terus berlanjut sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan membendung penyakit parah dari virus tersebut."

EMA, yang juga sedang melakukan peninjauan terhadap insiden pembekuan darah, mengatakan vaksin tersebut dapat terus diberikan.

Regulator obat-obatan Inggris juga mengatakan tidak menemukan bukti bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Oleh karena itu mereka juga mendesak warganya untuk mendapatkan vaksin ketika diminta melakukannya.

Direktur yang mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, profesor Andrew Pollard menanggapi dengan mengatakan, "buktinya, tidak ada peniingkatan dalam fenomena pembekuan darah di Inggris, negara yang paling banyak menerima dosis sejauh ini."

 

 

Simak Video Berikut Ini:


Penhentian sementara vaksin Astrazeneca di beberapa negara

Sekitar 17 juta orang di UE dan Inggris telah menerima satu dosis vaksin, dengan kurang dari 40 kasus pembekuan darah yang dilaporkan pada minggu lalu, kata AstraZeneca.

Daftar negara yang menangguhkan vaksin AstraZeneca dan yang tetap melanjutkan penggunaan

Dilansir dari Today BBC, kementerian kesehatan Jerman mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka juga akan menghentikan pemberian vaksin Oxford-AstraZeneca dengan segera, atas rekomendasi dari Paul Ehrlich Institute (PEI), otoritas vaksin negara itu. Penangguhan tersebut untuk analisis lebih lanjut.

"Latar belakang keputusan ini menyusul laporan baru kasus trombosis vena serebral yang terkait dengan vaksinasi AstraZeneca," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn. Ia juga mengatakan keputusan ini tidak politis, karena mereka menyadari konsekuensi dari keputusan ini.

Tak lama setelah pengumuman itu, Prancis turut menangguhkan vaksin dan menunggu nasihat baru dari EMA, sebagaimana yang diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Lalu Badan obat-obatan Italia memutuskan memperpanjang larangan vaksinasi individu di seluruh negeri, juga menunggu keputusan EMA.

Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan penggunaan vaksin akan ditangguhkan di sana setidaknya selama dua minggu, yang pengumumannya keluar kurang dari sehari setelah Belanda memutuskan hal yang sama. Penangguhannya akan berlangsung setidaknya hingga 29 Maret.

Republik Irlandia, Portugal, Denmark, Norwegia, Bulgaria, Islandia dan Slovenia juga telah menghentikan sementara vaksinasi, sementara Republik Demokratik Kongo dan Indonesia telah menunda peluncurannya.

Beberapa negara Eropa, termasuk Austria, telah menangguhkan penggunaan batch obat tertentu sebagai tindakan pencegahan.

Namun, Belgia, Polandia, Republik Ceko dan Ukraina mengatakan mereka akan terus memberikan vaksin AstraZeneca.

Menteri Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke mengatakan karena jumlah kasus yang tinggi saat ini, Belgia tidak dapat menghentikan peluncurannya. Menurutnya, dalam melawan COVID-19 berpacu dengan waktu.

Thailand juga mengumumkan akan mulai menggunakan vaksin pada hari Selasa, menyusul penundaan singkat peluncuran karena masalah keamanan.

Sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan para ahli kesehatan telah meyakinkannya bahwa semua vaksin yang diberikan di negara itu, termasuk milik AstraZeneca, aman.

Di Indonesia, distribusi vaksin COVID-19 AstraZeneca ditunda. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Menurutnya, keputusan tersebut berdasarkan hasil rapat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) beberapa hari lalu.

 


Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya