Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menanggapi isu dihentikannya vaksin COVID-19 AstraZeneca di beberapa negara Eropa, terkait adanya laporan pembekuan darah.
Penny K. Lukito, Kepala BPOM, dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IX DPR RI mengatakan bahwa nomor batch vaksin AstraZeneca yang ditangguhkan penggunaannya di beberapa negara, tidak ada di Indonesia.
Advertisement
"Kami bisa melihat bahwa nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaannya di beberapa negara Uni Eropa tersebut, tidak termasuk pada nomor batch yang masuk ke Indonesia melalui jalur multilateral," kata Penny, ditulis Selasa (16/3/2021).
Namun, BPOM mengatakan bahwa mereka masih berkomunikasi dengan World Health Organization (WHO) dan SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization) terkait isu ini.
"Masih dalam proses. Kemudian nanti hasil komunikasi tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan tim lintas sektor, tentunya dengan Kementerian Kesehatan, untuk pengambilan keputusan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional," kata Penny.
"Harapannya adalah dalam waktu yang tidak terlalu lama," pungkas Penny.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Tanggapan AstraZeneca
Terkait dengan kecurigaan pada batch tertentu dari vaksin COVID-19 yang mereka produksi, AstraZeneca menyatakan bahwa "tidak ada masalah yang dikonfirmasi terkait dengan batch vaksin kami yang digunakan di seluruh Eropa, atau di seluruh dunia."
"Pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh kami sendiri dan juga secara independen oleh otoritas kesehatan Eropa serta tidak satu pun dari tes ulang ini yang menunjukkan kekhawatiran," tulis mereka dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com.
AstraZeneca mengatakan bahwa selama produksi vaksin, lebih dari 60 pengujian kualitas dilakukan oleh AstraZeneca, mitranya, dan lebih dari 20 laboratorium pengujian independen.
"Semua tes perlu memenuhi kriteria ketat untuk kontrol kualitas dan data ini dikirimkan ke regulator di setiap negara ataupun wilayah untuk peninjauan independen sebelum batch apa pun dapat dirilis ke negara-negara tersebut," kata mereka.
Mereka pun menegaskan bahwa akan terus mengutamakan keamanan bagi seluruh masyarakat.
"AstraZeneca akan terus mengkaji masalah ini dengan ketat, walaupun bukti yang tersedia tidak mengkonfirmasi bahwa vaksin adalah penyebabnya. Untuk mengatasi pandemi, penting bagi masyarakat untuk melalukan vaksinasi jika diminta oleh pemerintah."
Advertisement