Setelah Belanda, Kini Swedia Ikut Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

AstraZeneca, yang didirikan melalui merger antara perusahaan Inggris dan Swedia, telah dihentikan sementara penggunaannya oleh sejumlah negara Eropa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Mar 2021, 16:54 WIB
Orang-orang menikmati cuaca hangat di Stockholm, Rabu (22/4/2020). Swedia belum memberlakukan lockdown, seperti mayoritas negara Eropa lainnya, namum pemerintah memberikan tanggung jawab besar kepada penduduknya untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona. (Anders WIKLUND/TT NEWS AGENCY/AFP)

Liputan6.com, Stockholm - Swedia menghentikan vaksinasi COVID-19 menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai tindakan pencegahan masalah kesehatan pada warganya.

Dikutip dari laman DW.com, Selasa (16/3/2021) hal tersebut disampaikan secara resmi oleh badan kesehatan negara di Swedia.

AstraZeneca, yang didirikan melalui merger antara perusahaan Inggris dan Swedia, telah dihentikan sementara penggunaannya oleh sejumlah negara Eropa di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang kemungkinan efek samping yang serius.

Jerman, Prancis, dan Italia mengatakan pada Senin 15 Maret bahwa mereka akan menghentikan sementara pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Sebelum Swedia, Belanda telah menjadi negara terbaru yang menangguhkan penggunaan vaksin virus Corona COVID-19 produksi Oxford-AstraZeneca, demikian dikutip dari laman BBC.

Otoritas Belanda mengatakan langkah tersebut akan berlangsung setidaknya hingga 29 Maret sebagai tindakan pencegahan.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Negara Lain

Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Irlandia sebelumnya membuat keputusan serupa atas laporan peristiwa pembekuan darah pada orang dewasa di Norwegia.

Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada hubungan antara jab dan peningkatan risiko pembentukan gumpalan.

Badan Obat Eropa (European Medicines Agency / EMA) - yang saat ini sedang melakukan peninjauan terhadap insiden penggumpalan darah - mengatakan bahwa manfaat dari vaksin tersebut melebihi risikonya.

Selain Belanda, ada pula Denmark, Norwegia, Bulgaria, Islandia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya